Banjarmasin (ANTARA) -- Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) Yudian Wahyudi menekankan pentingnya menjaga harmoni dalam praktik kehidupan berbangsa dan bernegara. Pesan kuat itu disampaikannya pada acara Studium Generale yang digelar bersamaan dengan Dies Natalis Universitas Nahdlatul Ulama (NU) dan Penandatanganan nota kesepahaman antara BPIP dan UNU Kalimantan Selatan, Sabtu.


"Oleh karena itu jangan pesimistis untuk membaca Indonesia, tentu ada problem tapi dengan pondasi kita yang kuat kita punya modal terbaik di dunia untuk memajukan bangsa ini, inilah yang disebut sebagai transfer harmoni. Harmoni antara Pancasila, Agama, Suku, dan Tradisi" tegas Yudian.


Pada kesempatan yang lain, Ketua Dewan Pendiri UNU Kalsel H. M. Syarbani Haira mengucapkan terima kasih dan apresiasi yang besar kepada Kepala BPIP yang telah menyempatkan waktunya untuk berkunjung ke kampus UNU Kalsel.


"Insyaallah kita akan mendapatkan masukan yang berkualitas dengan hadirnya Profesor Yudian di kampus ini. Sementara kita tahu lebih dari 87 persen penduduk Indonesia adalah muslim yang memiliki spirit kolektif dalam menjunjung kebangsaan, meskipun ada kelompok tertentu yang melakukan konfrontasi dan mengganggu stabilitas negara," tuturnya.


Senada dengan H. M. Syarbani, Rektor UNU Kalsel, M. Nadzmi Akbar, menambahkan bahwa Profesor Yudian adalah sosok tokoh yang memiliki intelektualitas tinggi. "Selain sebagai seorang Profesor, beliau juga Ulama' yang sangat faham tentang agama dan mampu membaca masa depan", tambahnya.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021