Jakarta (ANTARA) – PT Tugu Reasuransi Indonesia (Tugure) menyelenggarakan focus group discussion (FGD) bertajuk Penyusunan Infopack Renewal Inward Treaty 2022.


FGD tahap awal ini dihadiri oleh 21 perusahaan asuransi yang merupakan mitra usaha Tugure.


Inward Treaty Group Head Tugu Re Magda Fadly menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan off-line perdana yang diselenggarakan oleh perusahaan semenjak adanya pandemi dan rencananya akan dilaksanakan secara reguler jelang akhir tahun. Pasalnya, setiap akhir tahun akan ada pembaruan perjanjian atau renewal treaty antara reasuransi dengan seluruh ceding company.


“Tujuan kegiatan ini adalah untuk pembekalan dan sharing informasi dalam rangka persiapan renewal treaty 2022,” ungkapnya.


Magda menjelaskan, dalam kegiatan ini pihaknya memberikan informasi detail mengenai template infopack yang harus disiapkan secara menyeluruh oleh perusahaan asuransi yang mensesikan bisnisnya ke reasuransi.


Data terkait bisnis ceding company dalam beberapa tahun terakhir itu, jelasnya, akan menjadi gambaran bagi reasuransi untuk mengambil keputusan dalam negosiasi bisnis antara kedua perusahaan tersebut.


“Kami berharap informasi yang disusun bisa lebih detail agar kami di reasuransi bisa membacanya dengan lebih baik dan mendapatkan potret yang lebih jelas mengenai ceding company,”


Menurutnya, sudah ada template standard untuk penyusunan infopack tersebut, dan hampir semua perusahaan asuransi sudah menyusunnya dengan baik. Namun kami akui masih sering ada ketidakkonsitenan dalam penyusunan infopack tersebut sehingga perlu perbaikan oleh ceding company. Harapan kedepannya cedant bisa lebih detail, konsisten dan lengkap dalam menyajikan informasi terkait renewal treaty



Pasar Asuransi 2022


Adapun, Tugure optimistis menghadapi pasar asuransi dan reasuransi pada 2022 kendati masih dihadapkan pada ketidakpastian akibat dampak pandemi Covid-19 yang masih terasa.


Presiden Direktur Tugure Adi Pramana memperkirakan pasar asuransi dan reasuransi pada 2022 masih akan sama dengan tahun ini yakni dihadapkan pada ketidakpastian.


Namun, dia mengatakan pihaknya tetap optimistis menghadapinya dengan sejumlah variasi kebijakan.


"Tapi tahun ini, saat bisnis sedang lesu, masih melambat, kurvanya mendatar. Kalau tahun ini mencapai bagian bawah kurva, tahun depan akan fantastis karena pertumbuhan akan jauh lebih kuat,” jelas Adi dalam wawancaranya dengan Asia Insurance Review yang dilansir untuk edisi Oktober 2021.


Adi mengatakan, Tugure juga akan tetap berhati-hati untuk menghadapi risiko yang mungkin terjadi seperti tahun sebelumnya.


"Tahun lalu kami mengalami pandemi dan bisnis melambat dengan pendapatan kami sedikit berkurang," jelasnya.


Pada 2020, Tugure juga dihadapkan pada sejumlah klaim yang signifikan dari banjir Jakarta pada bulan Januari dan Februari. Di samping itu, Tugure pun memiliki beberapa klaim asuransi kesehatan yang serius, terutama yang berkaitan dengan Covid-19.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2021