"kendalanya karena musangnya tidak ada."
Rejanglebong (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Rejanglebong, Provinsi Bengkulu, saat ini membutuhkan investor untuk pengembangan usaha kopi luwak di daerah itu.
"Kendati Rejanglebong dikenal memiliki kebun kopi yang luas, namun sejauh ini belum ada petani atau pengusaha yang mengembangkan usaha kopi luwak, kendalanya karena musangnya tidak ada," kata Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Rejanglebong, Anom Chan, Rabu.
Anom Chan menjelaskan, luasan kebun kopi masyarakat di daerah itu berdasarkan statistik kehutanan dan perkebunan 2009 mencapai 11.758 hektare.
Luasan itu terdiri dari kebun kopi jenis Robusta seluas 8.872 hektare dengan produksi sebanyak 7.064 ton per tahun, dan kopi jenis Arabika seluas 2.888 hektare dengan produksi per tahun 1.082 ton.
Menurut dia, melihat luasan potensi perkebunan kopi di daerah itu, maka peluang usaha untuk pengembangan kopi luwak terbuka lebar.
Dikatakannya, pihaknya pada tahun ini akan melakukan pengembangan bibit kopi melalui jaringan, yakni dengan daun. Pengembangan kopi dengan kultur jaringan ini sudah dikembangkan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, di mana satu lembar daun kopi dapat dijadikan ribuan bibit kopi baru yang akan mengikuti batang induk.
Penelitian dan pengembangan ini akan dilaksanakan oleh kelompok tani yang ada di Kecamatan Bermani Ulu Raya dan Kecamatan Sindang Kelingi.
Untuk itu, dia berharap, usaha ini dapat berhasil, sehingga dapat meningkatkan produksi dan meremajakan kebun kopi yang sudah kurang produktif.
Kalau pun program ini nantinya gagal mengingat kondisi tanah dan iklim di daerah asalnya di Jember dengan Kabupaten Rejanglebong berbeda, maka tanaman tersebut akan diupayakan pengembangannya melalui sistem stek batang, katanya menambahkan.
(T.KR-NMD/A023)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011
Saya juga sedang usaha kopi luwak liar dari Pagaralam. Mudah2an usaha ini dapat memenuhi ekonomi keluarga.