Birmingham (ANTARA News) - Lin Dan akan mencoba menjadi pemain pertama yang memenangkan lima gelar tunggal putra All-England Open selama hampir empat dekade ketika turnamen tertua tur dunia itu dilangsungkan di lapangan tertutup nasional Inggris Rabu.

Meskipun demikian hal itu bergantung pada keadaan cedera perut yang diidap juara Olimpiade tersebut. Karena cederanya itu dia gagal menyelesaikan Hong Kong Open Desember dan Malaysia Open Januari, demikian AFP melaporkan.

Ada tanda-tanda perbaikan seminggu kemudian ketika Lin Dan menang di Korea Open, turnamen berhadiah satu juta dolar pertama, dengan mengalahkan Lee Chong Wei, juara All England.

Lin hanya berada di urutan ketiga minggu ini, namun jika dia tampil bagus dia akan menjadi favorit tak resmi untuk meraih sesuatu yang tidak pernah dilakukan sejak Legenda Indonesia Rudy Hartono merebut gelar kelima kalinya dari tujuh gelar pada 1972. Dan itu sebelum Bulutangkis berubah menjadi open.

Salah seorang yang yakin Lin Dan mampu melakukan hal itu adalah Peter Gade, pemain Denmark urutan keempat, orang Eropa terakhir yang berhasil menggondol gelar All England, dan pemain tertua di lapangan 34 tahun.

Gade, yang menang pada 1999 dan kalah tiga game dari Lin Dan di final 2004, adalah pengagum pemain kidal serba bisa serta menjadi pembela pengunduran dirinya dari sejumlah turnamen.

Pengunduran diri tersebut mengundang kecaman dari Taufik Hidayat, mantan juara Olimpiade dari Indonesia, yang dikabarkan mengklaim tidak sportif. Gade sebaliknya mengomentari bahwa tindakan Lin "bijaksana", seraya menambahkan: "Saya akan melakukan hal yang sama jika saya menjadi dia."

Dia memberi syarat demikian, katanya: "Itu bukan hal terbaik untuk turnamen, namun Lin Dan adalah pemain terbaik selama lima tahun terakhir, dan mungkin pemain terbesar sepanjang masa -- amat bagus, dan seorang pemain yang komplit, tidak diragukan lagi.

"Dia mungkin mengalami lebih banyak naik turun daripada empat atau lima tahun ke belakang, namun hal itu tidak mengubah apapun. Dalam formnya dia adalah pemain terbaik."

Disamping itu Gade juga memberi Lee Chong Wei pujian, dengan mengatakan: "ketika anda melihat tiga tahun terakhir, tidak diragukan dia adalah pemain paling konsisten.

"Jika itu bukan Lin Dan dia akan menjadi pemain terbaik di dunia, dan dua pemain ini berada di depan para pemain lainnya -- termasuk saya sendiri.

"Lee adalah seorang pemain yang komplit. Dia dapat melakukan semua segi permainan. Kemampuan fisiknya sangat-sangat kuat, yang membuatnya sulit dilawan. Tetapi permainannya tergantung pada kepercayaan dirinya, dan jika anda dapat memengaruhinya anda memiliki kesempatan mengalahkannya."

Gade mungkin akan menghadapi Lee di semi final, meskipun pemain Malaysia urutan teratas itu kemungkinan bertemu di perempat final dengan urutan kedelapan Boonsak Ponsana dari Thailand, sedangkan pemain Denmark yang lama bertahan kemungkinan mendapat hambatan sejak awal babak kedua dari pemain Jepang Kenichi Tago, runner-up tahun lalu dari Jepang, dan di perempat final dari Chen Long, pemain urutan kelima China.

Di papan kedua Lin mungkin akan menghadapi pemain urutan kedua Taufik Hidayat di semifinal atau Chen Jin, pemain urutan keenam dunia dari China.

Jika Lin Dan percaya pada gosip pernyataan Hidayat dia mungkin masuk akal akan terpacu. Bagian penguatan Lin Dan yang jelas lainnya adalah pernikahannya dengan mantan juara All England lainnya, Xie Xingfang, yang kabarnya dia nikahi di Guangzhou Desember.

Siapapun yang memenangkan gelar tertua dunia ini tahun ini juga akan memenangkannya di turnamen yang ditingkatkan -- kedua dari lima yang kini merupakan bagian dari BWF Premier Series baru -- milik bulutangkis ekuivalen dengan Grand Slamsnya tenis.

"Ada komitmen dari tuan rumah untuk melakukan sesuatu yang lebih," kata Thomas Lund, Chief Operating Officer (COO) Badminton World Federation (BWF). "Ada banyak tanda positif bahwa ini berjalan di jalur yang tepat. Kami melakukan proyek riset besar."

Namun Gade, pemain yang sebelumnya mengecam BWF, hanya memberikan pujian terbatas untuk seri baru berhadiah 4,7 juta dolar. "Segalanya berjalan, namun dengan sangat lamban," katanya.

"Ini sebuah langkah ke arah yang benar. Mereka memiliki peraturan sekarang. Mereka menuntut para pemain supaya bermain di turnamen-turnamen. Jadi itu bagus bagi saya. Saya hanya ingin setiap turnamen menambah hadiah uangnya, jangan hanya sedikit." (ANT/K004)

Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011