Banda Aceh (ANTARA News) - Direktur Pusat Studi Al Quran (PSQ) Prof M Quraish Shihab mengatakan, butuh "tangan baru" atau generasi baru untuk dilatih dalam memberikan pemahaman Al Quran yang sempurna, guna meminimalisir penyimpangan dalam memahami dan memaknai kitab suci tersebut.
"Kita butuh tenaga-tenaga baru di seluruh Indonesia untuk dididik agar mampu bergerak untuk menjadi penengah atau moderasi di tengah banyaknya paham yang berkembang di masyarakat terhadap menafsirkan dan memahami Al Quran," katanya di Banda Aceh, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan usai pembukaan pelatihan pelatih bagi guru tafsir di pesantren (dayah) dan madrasah di Aceh yang berlangsung selama tiga hari dan diikuti sekitar 40 peserta dari seluruh kabupaten/kota. Pelatihan tersebut sebelumnya juga diselenggarakan bagi dai dan penyuluh agama di Surakarta, Jawa Tengah.
Dikatakannya, penyimpangan yang terjadi beraneka ragam di tengah-tengah masyarakat bisa saja timbul dari orang yang tidak paham tentang Al Quran ataupun dari pihak luar yang ingin merusak Islam, sehingga membutuhkan pemahaman yang lebih baik.
"Artinya, pelatih yang dilatih ilmu penafsiran tersebut akan bergerak di tengah masyarakat yang memiliki beraneka paham dan pada waktunya semua perbedaan itu akan diperbaiki dengan mengedepankan moderasi dan toleransi," katanya.
Karena itu, dengan adanya upaya mengevaluasi kurikulum, metodologi pengajaran tafsir dan ilmu-ilmu Al Quran serta menyatukan visi lembaga-lembaga pendidikan Islam dalam kerangka pengembangan pengajaran tafsir, penyimpangan terhadap kita suci dapat diperkecil.
Ia menambahkan, pelatih tersebut juga akan berpartisipasi dengan pihak lainnya untuk memperkenalkan ajaran Islam dan menggalakkan sikap moderat dan toleransi di tengah-tengah munculnya pemahaman yang berbeda-beda.
"Bukan berarti kami menerima pendapat tersebut, melainkan mencoba untuk menampung dan selanjutnya diperbaiki ke jalan yang lebih baik dari sebelumnya," katanya.
Selain Quraish Shihab yang ikut menjadi penyaji pada kegiatan bertema "Mengusung Moderasi (Wasathiyah) dan Toleransi Islam untuk Indonesia Damai" ada sejumlah nara sumber lainnya yakni Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Prof Darwis Hude, dosen pascasarjana PTIQ Dr. Ali Nurdin dan dosen pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah Dr Muchlis M Hanafi.
Pihaknya berharap dengan keikutsertaan empat puluhan pelatih tersebut akan menambah generasi-generasi yang akan mampu memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap pengajaran dan pemberian pemahaman terhadap isi dan kandungan dari Al Quran.(*)
(T.KR-IFL*BDA1/Z002)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011