Jakarta (ANTARA) - Musisi wanita pendatang baru, noui, kembali menghadirkan karya terbarunya bertajuk "reverie" yang menggambarkan pendewasaan diri insan manusia begitu pelik.
“reverie” secara harfiah berarti keadaan tenggelam dalam pikiran dan menceritakan sebuah kisah tentang kehidupan noui yang dibuat menjadi sebuah
lagu.
Baca juga: Cerita kolaborasi Rich Brian, NIKI dan Warren Hue untuk "Shang-Chi"
Dalam keterangan persnya, Sabtu, noui menceritakan kisah tentang seorang anak yang diabaikan dan disalahpahami, dan takut untuk membawa esensi sejatinya ke masa dewasa sehingga mempengaruhi hubungan interpersonalnya karena ia berpikir orang akan meninggalkannya ketika dirinya mengungkapkan diri secara utuh.
Bersama Wonderland Records/ Universal Music Indonesia, noui menghadirkan "reverie" menyanyikan curahan hatinya tentang masa lalunya yang tak mengenakan.
noui ingin menyampaikan meski dirinya ditahap trauma pada lingkungannya, namun ia ingin mengetahui kedalaman sebuah cinta yang murni.
"reverie" menjadi sangat pribadi karena ditulis langsung oleh noui dan memberikan warna baru pada karya musiknya.
Ia mengakui lagu itu cukup berat, melankolis dan sedih namun lagu itu bisa menjadi alternatif untuk menemani malam tanpa tidur maupun waktu untuk tenggelam dalam merenung.
Sebelumnya dara berusia 25 tahun itu telah merilis dua single bertajuk "hometonone" dan "everytime we fall".
Lewat lagu- lagunya, noui berharap pendengar bisa memahami makna dan filosofi tersembunyi mengenai kehidupan.
Ia ingin menginspirasi serta mendorong orang untuk menghargai setiap momen dalam hidup melalui nada, melodi, hingga lirik yang ditulisnya.
"reverie" sudah dapat didengarkan di semua platform streaming digital dan akan tersedia dalam bentuk visualizer 5 November 2021 di kanal YouTube resmi noui.
Baca juga: Yura Yunita visualisasikan "Tutur Batin" lewat pertunjukan virtual
Baca juga: Larone ajak kenali Bandung lewat debutnya bersama "Despair"
Baca juga: Sisasa penyanyi Indie asal Mataram rilis "single" baru
Pewarta: Livia Kristianti
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021