Jakarta (ANTARA) - Manager Program Ekosistem Pertanian, Yayasan Kehati, Puji Sumedi Hanggarawati menilai bahwa proses digitalisasi dalam rantai pasok pertanian menjadi peluang bagi anak muda untuk terjun ke sektor pertanian.
"Artificial Intelegence (AI) ini menjadi peluang bagi anak muda untuk masuk dalam rantai pasok pertanian," ujar Puji dalam pelatihan bertema "Mengenal Rantai Pasok Pemanfaatan Sumber Daya Hayati Pertanian Agroekologis" yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Baca juga: RNI: Digitalisasi sektor pangan penting turunkan biaya produksi
Ia mengemukakan rantai pasok pertanian merupakan proses keseluruhan dari kegiatan produksi, pascapanen, distribusi hingga ke tangan konsumen.
"Kalau bicara rantai pasok pertanian pasti ada sisi produksi, pascapanen, distribusi, dan konsumen," paparnya.
Di sisi produksi, lanjut dia, terdapat beberapa tantangan, seperti soal sumber lahan yang terus menyusut, perubahan iklim hingga sumber benih tanaman.
"Untuk pascapanen, salah satu tantangannya penyimpanan dan pengemasan," katanya.
Sementara di sisi distribusi, tantangannya adalah infrastruktur, jejaring, dan transportasi yang belum memadai. Sementara di sisi konsumen, salah satu tantangannya adalah kualitas hasil produk.
"Maka dari itu, rantai pasok di Indonesia melibatkan banyak aktor, mulai dari petani sampai ke konsumen," katanya.
Menurut dia, digitalisasi dari setiap proses pengolahan dan rantai pasok menjadi salah satu kunci menuju manajemen rantai pasok pertanian berkelanjutan.
Dalam kesempatan sama, Dewan Perwakilan Aliansi Organis Indonesia (AOI), Pius Mulyono mengatakan sektor pertanian Indonesia sudah waktunya untuk melakukan regenerasi. Sebab, mayoritas petani saat ini telah berusia di atas 50 tahun.
"Secara umum, regenerasi petani menjadi keprihatinan, yang sekarang terjadi petani di Indonesia di atas 50 tahun, karena anak-anaknya banyak yang tidak meneruskannya," katanya.
Baca juga: TaniHub dorong digitalisasi ekosistem pertanian melalui Cultivhacktion
Baca juga: Kalangan milenial diajak terjun ke sawah dengan digitalisasi pertanian
Ia menyayangkan banyak pemuda di desa yang cenderung lebih memilih bekerja di luar sektor pertanian. Padahal, sektor pertanian yang spesifik, misalnya pertanian organis sangat menjanjikan.
"Secara ekonomi tidak kalah dengan yang bekerja di luar sektor pertanian," ucapnya.
Menurut dia, keterlibatan kaum muda sebenarnya tidak harus dalam proses produksi, tapi bisa berperan di pemasaran dengan mengandalkan teknologi.
Saat ini, katanya, kaum muda menjadi harapan untuk meningkatkan kembali kejayaan sektor pertanian nasional.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021