Share produk UMKM lokal di pasar e-commerce hanya 7 persen, sisanya adalah produk impor. Yang menjadi pertanyaan kenapa seperti ini. Ini harus dicarikan solusinya dan harus diatasi bersama
Surabaya (ANTARA) - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur, Adik Dwi Putranto menyebut konsumsi produk UMKM lokal di pasar digital atau penjualan daring masih sangat minim yakni hanya 7 persen, sisanya dibanjiri produk impor.

"Share produk UMKM lokal di pasar e-commerce hanya 7 persen, sisanya adalah produk impor. Yang menjadi pertanyaan kenapa seperti ini. Ini harus dicarikan solusinya dan harus diatasi bersama," kata Adik, saat acara seminar di Graha Kadin Jatim, Surabaya, Jumat.

Adik mengatakan, salah satu upaya yang perlu didorong untuk meningkatkan konsumsi itu adalah memberikan dukungan penuh terhadap gerakan Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang digagas pemerintah Indonesia.

"Gerakan BBI menjadi satu langkah strategis dalam meningkatkan konsumsi produk dalam negeri, karena sejauh ini konsumsi produk dalam negeri sangat kecil, khususnya di pasar digital," katanya.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang jadi penyebab minimnya konsumsi produk UMKM di pasar e-commerce, di antaranya ketidakmampuan UMKM dalam membangun kapasitas building atau manajemen yang bagus dalam berusaha.

Hal ini kemudian mengakibatkan ekonomi biaya tinggi dan tidak efisien dalam proses produksi. "Ujung-ujungnya harga jual tidak kompetitif. Nah, mereka itu butuh diajari bagaimana membuat produk kompetitif dan bagaimana membuat produk yang berkualitas bagus. Karena konsumen itu inginnya dapat produk yang murah dan bagus," kata Adik.

Untuk itu, Kadin Jatim berupaya menjalin sinergi dengan pemegang kebijakan, mulai dari pemerintah daerah, lembaga keuangan hingga akademisi.

"Pemerintah harus memberikan kemudahan dalam percepatan perizinan dan biaya murah untuk sertifikasi halal, BPOM dan perizinan lainnya," kata Adik.

Selain pemerintah, beberapa lembaga lain seperti lembaga pendidikan harus memberikan dukungan penuh memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang nasionalisme dalam rangka menumbuhkan rasa cinta produk dalam negeri.

"Kadin Jatim saat ini juga berupaya menyinergikan berbagai pihak. Kadin membuka kerja sama melalui Ekspor Center yang mengajari bagaimana UMKM melakukan ekspor dan juga untuk membuka pasarnya. Kadin Jatim melalui Kadin Institute juga mengajari bagaimana memanage perusahaan yang benar, tidak hanya usaha rumahan tetapi harus seperti perusahaan sesungguhnya," katanya.

Selain itu, dukungan Kadin terhadap gerakan BBI diwujudkan melalui kegiatan pameran produk dalam negeri, Inapro Expo atau Indonesia Product Expo yang digelar Kadin Jatim dan sudah mulai ada sejak tahun lalu.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim, Harmanta dalam acara yang sama menyebut, bahwa bahwa saat ini UMKM masih mengalami berbagai kendala, di antaranya kendala produktivitas, kapasitas, kualitas dan pembiayaan.

"BI berkomitmen melakukan pembinaan dalam hal capacity building. Dan acara hari ini sangat bagus karena menunjukkan sinergitas bersama antara Kadin Jatim, Pemprov Jatim, OJK dan BI serta pelaku usaha UMKM," kata Harmanta.

Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana semua pihak yang telah bersinergi ini melakukan pendampingan agar UMKM bisa melakukan expor.

"Bersama-sama kita tingkatkan kualitas dan produktifitas UMKM sehingga produk berstandar internasional dan go global," katanya.

Baca juga: Kadin tawarkan kerja sama pariwisata Jawa Timur ke Arab Saudi
Baca juga: Kadin Jatim gandeng BNI fasilitasi pembiayaan UMKM ekspor
Baca juga: Kadin Jatim sebut tiga hal capai target pertumbuhan ekonomi 2022

Pewarta: A Malik Ibrahim
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021