Jayapura (ANTARA News) - Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua Irjen Pol Bekto Suprapto menyatakan kesiapan bekerjasama dengan seluruh pekerja pers di Papua terkait kasus penusukan yang menimpa wartawan koresponden Viva News, Banjir Ambarita, Kamis(3/3) malam lalu.
"Kami sangat serius mengusut tuntas kasus ini dan sudah dibentuk tim khusus untuk mengungkapnya, dan kita juga membuka kerjasama dengan teman-teman pers," kata Kapolda Bekto Suprapto di Jayapura, Selasa.
Dikatakan, pihak Kepolisian juga berharap tak ada spekulasi dan pengkaitan kasus penikaman Banjir Ambrita, kontributor portal berita vivanews.com dan Jakarta Globe di Jayapura pekan lalu dengan pemberitaan.
"Kita jangan berspekulasi kalau penikaman Banjir Ambarita ada kaitanya dengan pekerjaan pemberitaan. Jangan sampai ada kesimpulan yang salah," ucapnya.
Bekto Suprapto mengatakan, saat ini proses penyidikan sementara sedang berjalan. "Polisi sangat proaktif dengan kasus ini. Kami sementara sedang lakukan penyidikan," tandasnya.
Menurut Kapolda Bekto Suprapto, pihaknya sangat menyeriusi kasus penikaman tersebut, dan pihak Polda dan Polres Jayapura sudah membentuk tim penyidik. Dua tim yang tengah dibentuk itu sementara melakukan penyelidikan mendalam.
"Kami sudah bentuk dua tim untuk menyidik insiden ini. Ada tim dari kami Polda tapi juga ada dari Polres Jayapura," katanya.
Bekto menambahkan, perkembangan selanjutnya terkait penusukan itu akan diinformasikan oleh kedua tim tersebut, apakah kasus ini ada kaitannya dengan pekerjaan Banjir Ambarita sebagai pers atau tidak.
"Yang jelas siapapun dia pelakunya, akan ditangkap dan diproses sesuai hukum yang berlaku," tegasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, yang akrab disapa Bram, ditusuk orang tak dikenal di jalan raya Entrop, Jayapura, 3 Maret sekitar pukul 00:55 WIT. Awalnya, ia dipepet oleh dua orang bersepeda motor. Lalu, salah seorang di antaranya menusukkan pisau ke perut dan dada Bram.
Akibatnya, Bram mengalami luka parah dan pendarahan. Dan telah melalui operasi besar untuk menyelamatkan dirinya. Hingga kini masih mendapat perawatan dan pengobatan di Rumah Sakit Marthen Indey di Jayapura. (MBK/M019/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011