"Kita akan 'upgrade' (meningkatkan) aplikasi MonMang ini terutama dalam hal bagaimana kita bisa menjadi repositori data untuk ekosistem pesisir termasuk mangrove dengan meningkatkan fitur aplikasi MonMang," kata Kepala Pusat Riset Oseanografi BRIN Udhi Eko Hernawan dalam konferensi pers virtual peluncuran aplikasi MonMang v2.0 di Jakarta, Jumat.
Udhi menuturkan salah satu rencana yang ingin dilakukan pihaknya adalah membuat server data komprehensif yang akan menampung data dari hasil-hasil pemantauan mangrove di Indonesia secara terpusat.
Ia mengatakan saat ini data yang dihasilkan dari aplikasi MonMang masih tersimpan di masing-masing aplikasi pengguna. Ke depan, pihaknya berencana agar data-data tersebut dapat tersimpan di satu platform yang tersentralisasi, dan semua pengguna bisa bebas mengaksesnya.
Baca juga: BRIN luncurkan MonMang v2.0 permudah identifikasi mangrove Indonesia
Baca juga: LIPI rumuskan indeks kesehatan mangrove dan lamun
Dengan demikian, publik dapat memanfaatkan data terkini (real time) dari hasil pemantauan dan identifikasi mangrove di Indonesia.
Hasil pemantauan mangrove juga akan berguna sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan pemerintah dalam mendukung upaya pengelolaan dan rehabilitasi mangrove.
Peneliti Pusat Riset Oseanografi BRIN I Wayan Eka Darmawan menuturkan pada 2022, pihaknya berencana untuk melengkapi aplikasi MonMang v2.0 dengan sistem akses atau log in untuk para pengguna.
Wayan mengatakan aplikasi MonMang v2.0 merupakan generasi kedua dari aplikasi pertama yang dibuat yakni MonMang v1.0 yang diluncurkan pada Oktober 2020.
MonMang v2.0 yang diluncurkan pada 29 Oktober 2021 memiliki tambahan beberapa fitur dibanding aplikasi sebelumnya, sehingga memberikan pengalaman baru bagi penggunanya.
Pengguna bisa mengetahui sebaran spasial dan temporal dari beberapa nilai analisis yang disajikan seperti Indeks Kesehatan Mangrove (MHI), stok karbon, dan indeks vegetasi fungsional.
MonMang v2.0 juga dilengkapi fitur Learning Centre, yang menjadi fitur untuk pemula antara lain individu bukan ahli bidang mangrove, peneliti amatir (citizen scientist), jurnalis, anak sekolah, mahasiswa dan masyarakat umum, karena berisikan materi edukasi pengenalan hutan mangrove.
Baca juga: BRGM percepat rehabilitasi mangrove dukung pemerintah capai target NDC
Baca juga: Dua kebun raya mangrove Surabaya serap ribuan ton emisi karbon
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021