Fasilitas ini nantinya mampu untuk menyuplai kebutuhan gas alam bagi industri di penjuru Pulau Jawa yang wilayahnya belum tersambung pipa gas
Jakarta (ANTARA) - Subholding Gas PT Pertamina (Persero), PT PGN Tbk, melalui anak usahanya PT Pertamina Gas (Pertagas), pada Jumat, meresmikan selesainya pembangunan pipa gas dan mother station (MS) compressed natural gas (CNG) di Kecamatan Jiken, Kabupaten Blora, Jawa Tengah, sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan gas bumi terutama untuk industri.
Wiko Migantoro, Direktur Utama Pertagas, menyampaikan pembangunan fasilitas ini dimaksudkan untuk mendukung niaga anak perusahaan Pertagas yaitu PT Pertagas Niaga yang sebelumnya telah menyuplai industri dengan CNG menggunakan sumber gas dari Jawa Timur.
"Dengan suplai gas baru dari ADK (Lapangan Alas Dara Kemuning), pembangunan fasilitas pipa dan mother station ini bentuk upaya Pertagas menjamin kestabilan suplai energi bagi industri di Jawa," jelas Wiko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat.
Fasilitas yang dibangun oleh Pertagas meliputi pembangunan pipa gas sepanjang 4 kilometer dan mother station dengan kapasitas 3,5 MMSCFD. Fasilitas ini nantinya mampu untuk menyuplai kebutuhan gas alam bagi industri di penjuru Pulau Jawa yang wilayahnya belum tersambung pipa gas.
Mother station ini mengompresi gas yang bersumber dari PT Pertamina EP Cepu ADK (PEPC ADK) yang berasal dari Lapangan Alas Dara Kemuning (ADK). Ini juga menandai pemanfaatan perdana gas yang diproduksi dari sumur PEPC ADK yang mulai berproduksi pada November 2021. Selanjutnya, gas yang telah terkompresi ini akan diantarkan menggunakan truk menuju ke konsumen industri.
Peresmian dihadiri Bupati Blora, Direktur Logistik & Infrastruktur PT Pertamina (Persero), Direktur Utama PT Perusahaan Gas Negara Tbk, Dewan Komisaris PT Pertamina Gas dan Dirut PT Pertagas Niaga.
Sementara itu, Direktur Utama PGN M Haryo Yunianto menjelaskan bahwa Jawa Tengah adalah wilayah yang menjadi salah satu fokus PGN untuk meluaskan ekspansinya dalam pemanfaatan gas bumi.
"Selain menyalurkan gas melalui pipa dari Lapangan Kepodang dan Jambaran Tiung Biru, kami juga tetap melayani market industri nonpipa. Alasannya adalah untuk mendukung percepatan pertumbuhan industri dalam waktu singkat, tentunya dengan harga yang kompetitif," ungkap Haryo.
Pada kesempatan tersebut Mulyono, Direktur Logistik & Infrastruktur Pertamina, menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya karena proyek ini menunjukkan sinergi seluruh afiliasi Pertamina Grup.
"Proyek ini dari mulai hulu hingga hilir dilakukan melalui kolaborasi Pertamina. Meski kondisi di tahun-tahun ini cukup menantang namun Pertamina berhasil menunjukkan komitmennya untuk tetap menuntaskan proyek penting bagi ketahanan suplai energi Indonesia," kata Mulyono dalam sambutannya.
Selain produk CNG, produk turunan lain yang dihasilkan adalah kondensat. Produk ini selanjutnya akan menjadi pelarut bagi keperluan industri.
"Permintaan industri akan kebutuhan kondensat pun saat ini cukup tinggi dan kami percaya diri memenuhi keperluan tersebut sehingga kami mengambil peran dalam kemajuan industri nasional," ucap Dirut Pertagas Niaga Aminuddin.
Saat ini, subholding gas PGN telah menyuplai gas alam sebesar lebih dari 700 BBTUD untuk kebutuhan di Pulau Jawa. Suplai tersebut untuk memenuhi kebutuhan industri, jaringan gas kota, transportasi berbahan bakar gas hingga pembangkit listrik. Hal ini sebagai kontribusi dalam penyediaan energi alternatif yang ramah lingkungan serta mengurangi ketergantungan pada penggunaan BBM.
Baca juga: Dukung listrik Batam-Bintan, PGN penuhi kebutuhan gas PLTMG Baloi
Baca juga: PGN uji pasar program Sayang Ibu Gaskita di Jakarta dan Tangerang
Baca juga: Pertagas bukukan laba bersih 106,6 juta dolar AS pada 2020
Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021