Mogadishu (ANTARA News) - Pasukan Somalia yang dibantu milisi pro-pemerintah merebut dua kota dari gerilyawan Al-Shabaab dalam pertempuran Senin pagi, kata sejumlah pejabat.

Pertempuran berkobar dalam beberapa pekan terakhir di Somalia tengah dan selatan ketika pasukan Somalia yang didukung milisi moderat Ahlu Sunna Waljamaca berusaha menguasai lagi wilayah dari kelompok garis keras Al-Shabaab, yang memiliki hubungan dengan Al-Qaeda, demikian Reuters melaporkan.

Pasukan merebut Luq, 80 kilometer dari perbatasan Ethiopia, dan Elwaq, kota perbatasan dekat Kenya, setelah mereka menguasai Beledhawo pada akhir pekan.

"Kami menguasai kota Luq setelah pertempuran singkat. Gerilyawan Al-Shabaab melarikan diri," kata Abdi Fatah Mohamed Gesey, mantan gubernur wilayah Bay, kepada Reuters melalui telefon dari kota pertanian itu.

"Kami tidak akan menghentikan operasi kami terhadap Al-Shabaab. Penduduk menyambut hangat kami dan perhentian kami selanjutnya adalah Baidoa," tambahnya.

Presiden Somalia Sharif Sheikh Ahmed mengatakan, Sabtu, pasukannya memperoleh bantuan logistik dari pasukan Ethiopia.

Bentrokan-bentrokan dalam sepekan ini terpusat di Mogadishu, ibukota Somalia, dan wilayah perbatasan selatan Somalia dengan Kenya. Pasukan pemerintah dan pasukan penjaga perdamaian Uni Afrika menyatakan, mereka telah menjatuhkan banyak korban di pihak Al-Shabaab di Mogadishu.

Belum ada pernyataan segera dari Al-Shabaab mengenai perkembangan terakhir itu.

Al-Shabaab mengobarkan perang selama empat tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah sementara Somalia dukungan PBB yang hanya menguasai sejumlah wilayah di Mogadishu.

Nama Al-Shabaab mencuat setelah serangan mematikan di Kampala pada Juli lalu.

Para pejabat AS mengatakan, kelompok Al-Shabaab bisa menimbulkan ancaman global yang lebih luas.

Al-Shabaab mengklaim bertanggung jawab atas serangan di Kampala, ibukota Uganda, pada 11 Juli yang menewaskan 79 orang.

Pemboman itu merupakan serangan terburuk di Afrika timur sejak pemboman 1998 terhadap kedutaan besar AS di Nairobi dan Dar es Salaam yang diklaim oleh Al-Qaeda.

Serangan-serangan bom pada 11 Juli itu dilakukan di sebuah restoran dan sebuah tempat minum yang ramai di Kampala ketika orang sedang menyaksikan siaran final Piala Dunia di Afrika Selatan.

Pemimpin Al-Shabaab telah memperingatkan dalam pesan terekam pada Juli bahwa Uganda akan menghadapi pembalasan karena peranannya dalam membantu pemerintah sementara Somalia yang didukung Barat.

Uganda adalah negara pertama yang menempatkan pasukan di Somalia pada awal 2007 untuk misi Uni Afrika yang bertujuan melindungi pemerintah sementara dari Al-Shabaab dan sekutu mereka yang berhaluan keras di negara Tanduk Afrika tersebut.

Washington menyebut Al-Shabaab sebagai sebuah organisasi teroris yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan al-Qaeda pimpinan Osama bin Laden.

Milisi garis Al-Shabaab dan sekutunya berusaha menggulingkan pemerintah Presiden Sharif Ahmed ketika mereka meluncurkan ofensif mematikan pada Mei tahun lalu.

Mereka menghadapi perlawanan sengit dari kelompok milisi pro-pemerintah yang menentang pemberlakuan hukum Islam yang ketat di wilayah Somalia tengah dan selatan yang mereka kuasai.

Al-Shabaab dan kelompok gerilya garis keras lain ingin memberlakukan hukum sharia yang ketat di Somalia dan juga telah melakukan eksekusi-eksekusi, pelemparan batu dan amputasi di wilayah selatan dan tengah.

Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Penculikan, kekerasan mematikan dan perompakan melanda negara tersebut. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011