Ketika tangan manusia merusak alam, akhirnya terjadi perilaku pola alam yang negatif
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan perlu adanya upaya untuk bisa mengendalikan pola perilaku manusia menjadi perilaku terpola untuk mengatasi bencana yang terjadi di Tanah Air.
“Ketika tangan manusia merusak alam, akhirnya terjadi perilaku pola alam yang negatif terhadap kehidupan manusia,” kata Muhadjir dalam Rapat Koordinasi Antisipasi La Nina yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat.
Muhadjir menjelaskan, baik manusia maupun alam memiliki dua perilaku, yakni pola perilaku dan perilaku terpola. Di mana segala bentuk pola perilaku yang dilakukan dapat menciptakan sebuah perilaku terpola dengan dampak yang cenderung berulang-ulang dan relatif serupa.
Dalam kasus bencana alam, saat ini banyak terjadi akibat ulah tangan manusia yang bersifat merusak alam. Contohnya pada kebakaran yang sebelumnya terjadi akibat cuaca, kini banyak terjadi akibat banyak manusia melakukan kerusakan pada alam.
Menurut Muhadjir, pola perilaku yang buruk itu akhirnya menyebabkan alam membentuk sebuah perilaku terpola yang negatif, sehingga memberikan dampak pada kesejahteraan, ketahanan juga keamanan masyarakat. Oleh sebab itu, diperlukan upaya-upaya untuk membentuk masyarakat indonesia memiliki perilaku terpola yang positif agar dapat mengurangi terjadinya bencana alam di Tanah Air.
Baca juga: Peneliti: Swasta penting bantu mitigasi pembiayaan risiko bencana alam
Baca juga: Mitigasi bencana berbasis alam di Kota Pariaman
“Kita berupaya keras, mengendalikan pola perilaku alam yang negatif menjadi perilaku terpola (positif) oleh rekayasa yang kita lakukan. Bukan kita merusak atau membuat perilaku-perilaku alam yang sudah baik menjadi rusak,” ujar dia.
Lebih lanjut dia mengatakan, mengingat Indonesia berada di dalam wilayah ring of fire (jalur yang dilewati banyak gunung api) yang sering membuat bencana alam, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memiliki peran yang strataegis dalam upaya membangun perilaku terpola yang positif tersebut.
BMKG, kata dia, memiliki peran sebagai lembaga yang memiliki kredibilitas untuk memberikan informasi serta memprediksi berbagai macam cuaca yang berpotensi hadir di Indonesia kepada masyarakat, sehingga masyarakat dapat bertindak sesuai dengan informasi yang diberikan.
Dalam kesempatan itu Muhadjir juga mengimbau kepada masyarakat sekaligus para pembuat kebijakan, untuk tetap menjaga alam dan terus memantau informasi yang diberikan BMKG supaya dapat mengantisipasi bencana bila suatu saat terjadi.
“Pesan saya, marilah kita promosikan besar-besaran edukasikan kepada masyarakat terutama pemangku kebijakan akan pentingnya makna keberadaan dan kehadiran BMKG ini, dengan segala informasi yang sangat berharga untuk membuat keputusan-keputusan strategis khususnya untuk kepentingan publik kita bersama,” tegas Muhadjir.
Baca juga: Mitigasi bencana mulai penyediaan peta kebencanaan skala operasional
Baca juga: Kepala BNPB: Pahami cara mencegah dan memitigasi bencana
Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021