Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) dan Bukalapak mencetuskan program Roadshow Klinik UMKM - “Berdayakan UMKM Lahirkan Pahlawan Digital Baru” yang bertujuan membantu pemulihan ekonomi nasional melalui UMKM.
Program itu bertujuan menjembatani kesenjangan bisnis luring Indonesia dan ekonomi digital dengan mengatasi kesulitan dan tantangan para UMKM melalui pelatihan seputar akses bisnis, pembiayaan, serta akses ke pemasaran.
“UMKM berkontribusi sebesar 61 persen terhadap PDB nasional. Namun demikian, UMKM masih didominasi oleh usaha mikro. Usaha dalam skala kecil dan informal. Pandemi menghadirkan tantangan yang luar biasa besar bagi UMKM. Disrupsi akibat pandemi dan disrupsi digital gelombang kedua membuat transformasi digital bagi UMKM menjadi tidak terhindarkan,” kata Menteri Koperasi dan UKM RI Teten Masduki, pada pembukaan acara, dikutip dari siaran resmi, Jumat.
Baca juga: Kemenkop UKM dorong pendidikan kewirausahaan sejak dini
Baca juga: Kemenkop-UKM latih usaha mikro sektor pariwisata Pulau Tidung
Berdasarkan data yang disajikan oleh Kemenkop UKM, 37 persen dari pelaku ekonomi digital Indonesia selama pandemi merupakan pengguna baru, dan sebanyak 56 persen berasal dari luar kota besar.
Selain itu, Indonesia juga berhasil menghasilkan 44 juta dolar AS (setara Rp640 triliun) dari kegiatan ekonomi digital, dengan potensi untuk tumbuh hingga 124 juta dolar AS (setara Rp1.7 triliun) pada 2025. Untuk itu, program ini menjadi penting untuk menyasar para pelaku UMKM luring dari berbagai sektor.
Mengawali rangkaian program Roadshow Klinik UMKM, telah digelar program pelatihan yang pertama dengan target para pelaku offline UMKM di kota Dumai, kepulauan Riau.
Hingga saat ini, setidaknya 15,9 juta UMKM telah terhubung ke dalam ekosistem digital. Angka ini meningkat hampir 100 persen dibanding sebelum pandemi.
“Namun, tidak cukup hanya mengakselerasi hadirnya UMKM di platform digital. Perlu adanya pendekatan ekosistem dari hulu ke hilir dan pendampingan agar dapat mengoptimalkan sepenuhnya platform digital,” lanjut Teten.
Dalam kesempatan yang sama, Siti Azizah, Deputi Kewirausahaan Kemenkop UKM, menyampaikan harapannya kepada UMKM.
Kemenkop UKM secara langsung telah bekerja sama dengan platform-platform e-commerce. Kerjasama ini strategis karena membuka akses pasar UMKM kepada ratusan pengguna setiap bulannya.
"Dari kombinasi perubahan perilaku konsumen akibat pandemi dan berbagai program yang telah pemerintah laksanakan, saat ini terlihat digitalisasi UMKM di Indonesia menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kami mengharapkan jumlah UMKM yang terhubung dengan digital akan terus meningkat,” ujar Siti.
Meskipun terdapat perkembangan yang sangat menggembirakan dari UMKM di Indonesia, perjalanan untuk mencapai pertumbuhan digital dan target nasional sebesar 30 juta UMKM yang tergabung dalam ekosistem digital masih panjang. Saat ini masih banyak tantangan yang menghambat para pelaku UMKM, terutama yang berada di luar kota besar di Indonesia.
“Tantangan yang dihadapi oleh UMKM sangat kompleks dan beragam. Mulai dari tidak adanya infrastruktur yang mampu membuat usaha mereka lebih berkembang, kurangnya permodalan untuk memperbanyak variasi produk, tidak meratanya adopsi teknologi dan juga masih minimnya inklusi keuangan yang mempersulit mereka dalam melakukan transaksi,” ujar CEO Bukalapak Rachmat Kaimuddin.
Rachmat juga turut menyampaikan harapannya terhadap UMKM di Indonesia, “Semoga para peserta UMKM yang mengikuti kegiatan ini dapat memperoleh manfaat serta memaksimalkan potensi yang mereka miliki, sehingga kita bisa bersama-sama membangun perekonomian negara kita,” tutup dia.
Baca juga: Kemenkop temukan 20 koperasi buka praktik pinjol ilegal
Baca juga: Kemenkop luncurkan platform Inaproduct untuk perluas pasar UMKM
Baca juga: Bangun ekosistem, Kemenkop UKM cari UKM berkarakteristik konsolidator
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2021