"Kita pantau terus. Presiden selalu memberi arahan untuk meningkatkan produksi kita."
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah terus memantau pergerakan harga minyak mentah dunia yang naik sekitar 21 persen dalam dua pekan terakhir, akibat krisis politik di Libya, kata Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Hatta Radjasa.

Di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin, ia mengemukakan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pun memberikan arahan, agar produksi minyak mentah siap jual dinaikkan.

Selain itu, menurut Hatta, Presiden pun memberikan arahan agar dilakukan penghematan energi dan juga penanggulangan kenaikan harga minyak agar tidak berdampak pada pangan.

"Kita pantau terus. Presiden selalu memberi arahan untuk meningkatkan produksi kita, hal berkaitan dengan pangan, lalu penghematan energi dan jangan boros energi," tuturnya menambahkan.

Juru Bicara Kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, mengatakan bahwa Presiden cukup prihatin dengan pergerakan harga minyak mentah dunia saat ini dan menyampaikan arahan, agar Menko Perekonomian terus mencermati kenaikan harga tersebut.

"Memang Presiden prihatin, menyampaikan agar Menteri Bidang Perekonomian terus-menerus mencermati harga minyak terakhir yang sudah demikian tinggi," katanya.

Harga minyak mentah dunia sudah meningkat 18 dolar Amerika Serikat (AS) per barel dalam dua pekan terakhir di pasar New York. Harga minyak Brent untuk pelepasan April pada Jumat 4 Maret 2011 mencapai 115,97 dolar AS per barel, atau naik 1,18 dolar AS per barel dibandingkan dua hari sebelumnya.

Kenaikan harga minyak mentah dunia itu dikhawatirkan meningkatkan beban subsidi anggaran bahan bakar minyak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan bisa mengancam kenaikan harga sejumlah komoditas bahan pangan.
(T.D013/A041)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011