Kami berharap kolaborasi ini akan menggerakkan perubahan sistemik di sektor pengelolaan sampah

Jakarta (ANTARA) - Informal Plastic Collection Innovation Challenge (IPCIC) membentuk 11 mitra untuk membantu meningkatkan pengelolaan sampah di Indonesia.

“Kami sangat menghargai kemitraan dan komitmen yang terbentuk dalam waktu singkat. Kami berharap kolaborasi ini akan menggerakkan perubahan sistemik di sektor pengelolaan sampah, dan berkontribusi terhadap pengurangan 70 persen sampah plastik pada tahun 2025,” kata Manajer Program Ocean Plastic Prevention Accelerator (OPPA) Duala Oktoriani dalam Graduation Ceremony IPCIC secara daring diikuti di Jakarta, Kamis.

Sebanyak 12 inovator yang mengikuti program tersebut, enam inovator berasal dari Indonesia dan enam inovator yang berasal dari luar negeri. Dari semua inovator tersebut, program yang pihaknya jalankan bersama Indonesia National Plastic Action Partnership (NPAP), World Economic Forum dan UpLink pada Maret 2021 itu, telah membentuk 11 kemitraan untuk melakukan kerja sama.

Baca juga: Coral Triangle Center soroti ancaman polusi sampah plastik di lautan

Beberapa kemitraan yang terbentuk antara lain Duitin dan Griya Luhu dengan program menghubungkan Duitin pickers ke bank sampah Griya Luhu, Empower dan Geledek dengan program menciptakan ekosistem pengumpulan sampah plastik dengan menyertakan aspek keterlacakan dan transparansi serta Griya Luhu dan Bank Sampah Induk Surabaya dengan program digitalisasi sistem operasional Bank Sampah Induk Surabaya melalui aplikasi Griya Luhu.

Duala menjelaskan tujuan jangka pendek dari program tersebut adalah meningkatkan kapasitas juga jaringan dari para peserta dengan pihak yang ada di Indonesia. Baik pihak yang berasal dari pemerintah maupun organisasi lainnya yang relevan.

Sedangkan untuk jangka panjang, program tersebut bertujuan menjaga koneksi yang telah dibangun sehingga peserta dapat terus terfasilitasi dan terus terhubung dengan stakeholder yang membutuhkan inovasi.

Baca juga: Direktur CTC: Polusi plastik ancam segitiga terumbu karang

“Kita masih akan menghubungkan peserta dengan stakeholder lokal yang misalnya, ada stakeholder yang butuh inovasi terbaru dan lagi mencari. Kita akan hubungkan, kita lakukan matching supaya kolaborasi partnership masih berjalan sampai seterusnya,” ujar dia.

Manajer Program OPPA Klaus Oberbauer ikut mengatakan bahwa kolaborasi yang dilakukan oleh setiap inovator merupakan kunci untuk mendorong perubahan pada pengelolaan sampah tersebut.

“Indonesia membutuhkan solusi inovatif yang akan meningkatkan dan mendukung lebih baik sektor sampah informal dan tim IPCIC berharap dapat mendukung inisiatif lain di masa depan,” kata Klaus.

Klaus menyebutkan inovator-inovator yang terpilih dari program tersebut yakni Duitin, Empower, Griya Luhu, Plastic Bank, Rekosistem dan The Kabadiwala.

Inovator yang terpilih itu, kata dia, telah diseleksi berdasarkan poin yang telah diperoleh saat berkontribusi dalam program sesuai dengan sistem yang ditetapkan oleh panitia.

Baca juga: Budaya malu buang sampah cegah polusi plastik Danau Singkarak

“Kami memberikan saran kepada peserta juga menghubungkan peserta dengan stakeholder untuk menominasikan beberapa dari mereka secara khusus agar membuat mereka (stakeholder) terkesan,” ujar dia.

Nantinya untuk mempercepat solusi kegiatan di lapangan, semua inovator yang terpilih itu juga akan didukung dengan hibah total sebesar 45.000 Dolar AS.

Acara tersebut dihadiri lebih dari 52 perwakilan perusahaan, penyedia modal, dan organisasi menghadiri IPCIC Showcase Fest, acara pitching virtual yang berlangsung selama dari tanggal 20 hingga 22 Oktober 2021 yang diadakan untuk menampilkan solusi dari para inovator kepada calon mitra atau investor. Hubungan yang terbentuk memperlihatkan harapan menjanjikan untuk peluang kolaborasi guna meningkatkan sektor pengelolaan sampah.

​​​​​​IPCIC merupakan kerja sama antara Indonesia dengan berbagai pihak untuk menangani polusi plastik.

Baca juga: Kepulauan Seribu dorong pengembangan listrik berbahan sampah

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021