"Tanda larangan pendakian masih terpampang di papan pengumuman di Posko Plalangan New Selo."
Boyolali (ANTARA News) - Puluhan pendaki baik lokal maupun mancanegara banyak yang melakukan pendakian ke puncak Merapi melalui pintu Dukuh Plalangan, Desa Lencoh, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, meski masih ada larangan.
"Para pendaki sudah mulai kegiatannya ke Gunung Merapi, melalui pintu pendakian Plalangan, Selo, sejak dua pekan ini, ada puluhan orang yang naik ke puncak," kata Ketua Pemandu Wisata Lokal Merapi, Muh Sony, di Boyolali, Minggu.
Bahkan, pendaki asal mancanegara yang melakukan pendakian ada sekitar 25 orang dalam dua pekan terakhir ini.
"Pendaki dari mancanegara itu, seperti dari Malaysia, Belgia, Jerman, dan Perancis. Tamu asing itu, melakukan pendakian sebagian besar untuk kegiatan riset," katanya.
Menurut dia, pihaknya mau mengantar tamu asing ke puncak Merapi, karena untuk keperluan riset dan upahnya juga lumayan naik 50 persen dibanding saat gunung itu kondisi aman.
Para tamu asing tersebut mulai pendakian Merapi melalui Dukuh Plalangan, Selo, sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Mereka melakukan pendakian ke pos tiga di Pasar Bubar atau sekitar setengah jam lagi jalan kaki sampai ke puncak.
Ia mengakui, kegiatan pendakian melalui Plalangan, Selo, memang masih ditutup dan ada tanda larangan. Tetapi, pihaknya hanya melayani pendaki yang melakukan riset atau penelitian, sedangkan wisatawan belum berani melayani ke puncak.
Menurut dia, kalau pendaki lokal juga sudah banyak yang melakukan pendakian ke puncak Merapi, terutama saat malam hari libur seperti malam minggu.
"Mereka yang melakukan pendakian dari berbagai daerah. Setiap malam minggu, ada sekitar 30 hingga 40 orang yang melakukan pendakian ke Merapi," katanya.
Anggota tim pencari dan penyelamat (Search and Rescue/SAR) Barameru, Desa Lencoh, Selo, Samsuri, mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan larangan untuk kegiatan pendakian, karena pihaknya hingga sekarang belum menerima informasi bahwa pintu pendakian Merapi sudah dibuka.
"Tanda larangan pendakian masih terpampang di papan pengumuman di Posko Plalangan New Selo,"katanya.
Namun, para pendaki banyak yang nekat melakukan pendakian, karena mereka mulai naik ke puncak sekira pukul 01.00 WIB, atau tidak sepengetahuan para petugas jaga di posko Palalangan.
Para pendaki setelah mulai turun dari puncak setibanya di posko Plalangan, mereka diberikan pengertian untuk tidak melakukan kegiatan lagi ke puncak, karena ondisi Merapi belum aman untuk pendakian, apalagi kondisi cuaca saat ini juga tidak mendukung dan sering terjadi banjir lahar dingin dari sungai yang berhulu puncak.
Kendati demikian, pihak tetap mengimbau bagi para pendaki untuk membatalkan niatnya untuk melakukan pendakian ke puncak Merapi, karena, belum ada informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, bahwa pendakian ke Merapi mulai dibuka.
"Pendaki yang melakukan pendakian ke Merapi, biasanya tidak sepengetahuan petugas di Selo," katanya. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011