"Tingginya kepemilikan akun (perbankan) oleh perempuan didorong oleh program bansos non-tunai dari pemerintah yang menetapkan perempuan sebagai penerima manfaat dan membukakan akun-akun perbankan bagi penerimanya, seperti pada Program Keluarga Harapan dan kegiatan Bantuan Pangan Non-Tunai atau BPNT," tutur Muhammad Ihsan dalam webinar bertajuk "Transaksi Non Tunai, Mudah, Cepat dan Terjangkau" yang diikuti di Jakarta, Kamis.
Namun demikian, kata dia, dengan memiliki akun bank tidak lantas membuat para perempuan ini menjadi lebih sejahtera.
"Perlu dukungan dari berbagai pihak agar perempuan dapat mandiri secara ekonomi melalui kegiatan yang produktif," katanya.
Menurut dia, untuk mencapai target inklusi keuangan menjadi sebesar 90 persen pada Tahun 2024, perlu adanya strategi edukasi, literasi dan inklusi keuangan agar tercipta masyarakat yang well literate dan financially inclusive yang pada akhirnya akan mendukung pembangunan ekonomi di Indonesia.
Ihsan menambahkan dengan memiliki rekening aktif, perempuan menciptakan history dari kinerja keuangannya yang bisa digunakan untuk mengakses layanan lembaga keuangan.
"Bagi perempuan pelaku UMKM, history tersebut sangat penting untuk mengakses kredit dari berbagai lembaga keuangan," katanya.
Webinar yang diinisiasi oleh Kementerian PPPA ini digelar dalam rangka memperingati bulan Inklusi Keuangan 2021.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021