Setiap hari kami mendengar tembakan"

Temanggung (ANTARA News) - Sebanyak 12 tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah, yang bekerja di Libya terpaksa pulang ke kampung halaman akibat konflik politik di negara itu.

Ketika ditemui di kampungnya Dusun Simbang, Desa Rejosari, Kecamatan Wonoboyo, Temanggung, Sabtu, beberapa TKI itu mengatakan tiba di rumah Jumat pagi setelah menempuh perjalanan dari Jakarta dengan menaiki bus.

Keduabelas orang itu berasal dari Kecamatan Wonoboyo yakni Ciproni, Sudiyat, Abas, Suhadi, Linsaidah,m Supardi, Sutar, Tohid, Sutrisno, Pendi dan Toro.

Di Libya mereka bekerja sebagai tukang batu pada PT Wijaya Karya yang sedang membangun proyek rumah sakit, mal, masjid, dan hotel di Al Kurji, Tripoli.

Sudiyat mengatakan, sebanyak 210 warga Indonesia yang bekerja pada PT Wijaya Karya dipulangkan demi keselamatan jiwa mereka karena konflik di Libya.

"Setiap hari kami mendengar tembakan. Meskipun mendapat jaminan keamanan, direktur pelaksana proyek tetap khawatir akan keselamatan jiwa para tenaga kerja sehingga kami dipulangkan," katanya.

Sebelum pulang ke Indonesia, mereka dievakuasi dari Libya ke Tunisia. Untuk memudahkan evakuasi dan tidak dicurigai aparat keamanan, para TKI diberi seragam warna merah dan di bagian dada bertuliskan Indonesia dan lambang bendera Merah Putih.

"Kami sempat telantar di bandara sekitar 40 jam dan tidak ada makanan, bahkan kami harus minum air dari kran. Meskipun dalam suasana mencekam, warga negara Indonesia bisa aman keluar dari Libya," katanya.

Ciproni mengaku baru bekerja di Libya sekitar dua bulan dari kontrak selama satu tahun.

Ia trauma dengan kejadian di Libya. Saat di bandara semua barang bawaan disita petugas keamanan setempat termasuk telepon seluler dan uang.

"Uang saku saya 30 dinar dan HP disita petugas bandara. Kami pulang hanya membawa pakaian. Kami trauma dengan tindak kekerasan yang terjadi di bandara, mereka yang tidak tertib antre dihajar oleh petugas," katanya.

Namun, sejumlah TKI tersebut akan kembali ke Libya jika suasana negara tersebut kembali normal. "Kalau PT Wijaya Karya kembali memberangkatkan kami ke sana, kami tetap akan berangkat jika suasana sudah aman," kata Sudiyat.(*)

H018/N002

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011