Peserta IFI 2021, sudah dapat berinovasi dengan implementasi teknologi untuk mengoptimalkan kesegaran singkong dan memperpanjang umur simpannya

Jakarta (ANTARA) - Plt Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian Reni Yanita mengapresiasi industri kecil dan menengah (IKM) sektor makanan dan minuman, yang merupakan IKM binaan melalui program Indonesia Food Innovation (IFI), menginovasi bahan baku singkong menjadi produk berkualitas.

"Pada kesempatan ini, saya sangat berbahagia karena peserta program IFI telah berhasil mengembangkan produk olahan berbahan baku lokal di antaranya produk singkong beku yang menjadi produk panganan dan cemilan premium di banyak negara Eropa dan Amerika," kata Reni saat "Awarding IFI 2021" secara virtual di Jakarta, Kamis.

Baca juga: Kemenperin: Singkong beku, pangan lokal yang mendunia

Reni menyampaikan bahwa pasar global menginginkan produk berkualitas baik yakni singkong yang putih, rasa enak, tidak pahit, dan sianida rendah serta segar saat diterima.

Salah satu hambatan komoditas singkong yang dihadapi, menurut Reni, adalah umur simpan yang rendah.

Namun, peserta IFI 2021, sudah dapat berinovasi dengan implementasi teknologi untuk mengoptimalkan kesegaran singkong dan memperpanjang umur simpannya, sehingga dapat memenuhi standar mutu negara tujuan ekspor.

Menurut Reni, ekspor singkong beku dari Indonesia cukup menggembirakan. Berdasarkan data Trademap 2021, pada 2020, untuk produk singkong beku (HS 071410) Indonesia mengekspor 16.529 ton dengan nilai 9,7 juta dolar AS yang mengalami peningkatan dari 2019 sebesar 4.829 ton dengan nilai 4,1 juta dolar AS, atau meningkat 135 persen year on year (y-o-y).

Selain itu, Reni menambahkan, Indonesia juga mengekspor olahan singkong dalam bentuk lainnya seperti keripik singkong, pati ubi kayu, dan mocaf.

Tidak hanya itu, terdapat juga peserta IFI 2020 mampu meningkatkan nilai tambah komoditas singkong yang diolah menjadi tepung mocaf sebagai bahan baku dalam industri pangan lainnya.

Tepung ini direkomendasikan sebagai alternatif subtitusi tepung terigu dan juga berdasarkan karakteristiknya, tepung mocaf sesuai untuk konsumen yang mencari makanan bebas gluten.

"Kami sangat mendukung berbagai inovasi produk pangan oleh IKM yang dapat mengoptimalkan pemberdayaan bahan baku lokal dan memiliki kebaruan manfaat untuk menghadapi tantangan pasar global," pungkas Reni.

Baca juga: Perkuat IKM mamin, Kemenperin gagas program Indonesia Food Innovation
Baca juga: Transaksi daring capai Rp266 triliun, Kemenperin gencarkan e-Smart IKM

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021