Kami mengharapkan melalui inovasi produk yang dilakukan oleh para pelaku IKM secara berkelanjutan dapat mengurangi impor produk mamin

Jakarta (ANTARA) - Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian menggagas program Indonesia Food Innovation (IFI) sebagai upaya mendorong penguatan industri kecil dan menengah (IKM) makanan dan minuman (mamin).

"Program IFI ditujukan bagi IKM mamin terpilih yang memiliki nilai inovasi dengan ruang lingkup adanya kebaruan produk dan/atau proses serta mampu menjawab tantangan penggunaan sumber daya lokal sebagai bahan baku sehingga IKM siap untuk peningkatan skala bisnis menuju IKM modern yang marketable, profitable dan sustainable," kata Plt Ditektur Jenderal IKMA Kemenperin Reni Yanita pada "Awarding IFI 2021" secara virtual di Jakarta, Kamis.

Pembinaan yang dilakukan pada program IFI, lanjut Reni, mencakup sisi teknis dan bisnis yang terbagi dalam dua tahap yaitu tahap inkubasi bisnis dan akselerasi bisnis.

Pada tahap inkubasi bisnis, peserta mendapatkan materi dasar dengan struktur kurikulum food business creation, food business process improvement, dan food business scale up.

Sedangkan pada tahap akselerasi, IKM terpilih akan mendapatkan coaching dan mentoring sesuai hasil assessment yang dilakukan sebelumnya.

Reni menambahkan isu bahan baku lokal pada program IFI, diharapkan dapat membantu pengembangan pangan berbahan baku lokal yang ketersediaannya di dalam negeri cukup melimpah.

Produk-produk berbahan lokal seperti tepung mocaf, aneka produk olahan susu (keju), aneka olahan kakao, dan produk turunan kelapa diharapkan dapat menjadi substitusi produk pangan impor.

"Kami mengharapkan melalui inovasi produk yang dilakukan oleh para pelaku IKM secara berkelanjutan dapat mengurangi impor produk mamin," ungkap Reni.

Selain itu, Reni juga mengharapkan IFI akan membantu menaikkan kelas produk IKM mamin menjadi produk premium yang diminati dan memenuhi persyaratan baik untuk keberterimaan di pasar domestik dan ekspor.

IFI kali ini menjadi yang kedua kalinya setelah diselenggarakan tahun lalu.

Dalam pelaksanaannya, Ditjen IKMA Kemenperin melibatkan berbagai pihak seperti akademisi, praktisi, dan pelaku industri pangan, serta senantiasa melakukan perbaikan program untuk menghasilkan program dukungan yang tepat bagi kemajuan IKM mamin inovatif.

Baca juga: Kemenperin ajak pelaku IKM perempuan "go digital"
Baca juga: Transaksi daring capai Rp266 triliun, Kemenperin gencarkan e-Smart IKM
Baca juga: Kemenperin: Singkong beku, pangan lokal yang mendunia

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2021