reshufle bisa juga dikatakan sebagai tragedi politik pencitraan"

Jakarta (ANTARA News) - Salah satu petinggi Fraksi PDI Perjuangan, Aria Bima, menyatakan pihaknya menganggap perombakan kabinet (reshufle) sebagai tragedi politik pencitraan.

"Itu yang tadi kami simpulkan, bahwa pencitraan begitu intens dijalankan, tapi ternyata di balik citra yang diupayakan baik ini, terjadi resistensi, baik dari mitra koalisi, eksekutif maupun publik," ujarnya kepada ANTARA, Jumat.

Aria Bima menyatakan dia dan para sejawatnya mengakui secara konstitutional perombakan kabinet adalah memang hak Presiden.

"Sekarang hal itu secara politis diwacanakan karena pelapukan koalisi," katanya.

Dia menyebutkan, rakyat diberi kesempatan untuk menonton drama kekuasaan yang tidak solid di tengah semakin tingginya harga berbagai kebutuhan pokok, kemacetan panjang di Merak, gagal produksi beras dan impor beras.

"Karena itulah kami sekali lagi menganggap reshufle bisa juga dikatakan sebagai tragedi politik pencitraan," ujarnya.(*)

M036/H-KWR

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011