"Biar presiden yang menentukan, kita tunggu saja," kata Tifatul, usai menghadiri penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Cyber City Kota Depok dengan Universitas Gunadarma, di Depok, Jabar, Jumat.
Ia mengatakan perombakan kabinet merupakan hak prerogatif presiden, jadi dirinya siap saja jika memang harus diganti. "Saya siap saja kalau presiden melakukan `reshuffle`," katanya.
Dikatakannya situasi di dalam internal PKS juga biasa-biasa saja, dan saat ini masih menunggu pembicaraan lebih lanjut antara Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan pimpinan partai.
"Presiden yang tentukan waktunya untuk bertemu dengan para pimpinan partai," ujarnya.
Oleh karena itu, TIfatul berpendapat, keputusan tersebut harus diterima karena dinilai merupakan langkah terbaik untuk bangsa.
"Kalau Presiden ambil langkah `reshuffle`, berarti Presiden sudah memperhitungkan dengan matang," katanya.
Menurut politisi PKS itu, tidak ada perselisihan antara partainya dengan Partai Demokrat, yang ada hanya perbedaan cara pandang dalam memberantas praktek mafia pajak di Tanah Air.
Sebelumnya Ketua Umum DPP Partai Golkar, Aburizal Bakrie di Depok juga mengatakan bahwa partainya siap jika dikeluarkan dari koalisi
"Koalisi dibuat untuk memastikan jalannya pemerintahan untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk melanggengkan kekuasaan," kata Aburizal.
Namun kata dia bukan berarti Golkar akan menjadi partai oposisi, karena dalam sistem pemerintahan presidensial tidak dikenal istilah oposisi.
"Kami akan memposisikan sebagai kekuatan penyeimbang pemerintah," ujarnya.
Aburizal berpendapat bahwa pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebagai ajakan untuk memperbaiki koalisi demi kepentingan nasional.
Partai Golkar, kata dia. tidak pernah melanggar komitmen kesepakatan dalam koalisi. Pernyataan presiden yang mengatakan ada satu dua partai yang melanggar komitmen koalisi bukan ditujukan kepada partainya.
"Pernyataan Presiden mungkin ditujukan untuk partai lain, bukan Partai Golkar," ujarnya.
Ical, sapaan Aburizal, mengatakan bahwa Partai Golkar tetap konsisten mendukung pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono hingga 2014.
"Kalau sampai dihentikan di tengah jalan, maka Indonesia tidak akan pernah dewasa," katanya.
Sementara itu, Jumat pagi, Presiden mendadak membatalkan kehadirannya pada penanaman pohon di acara "We Do Green" di kawasan Taman Impian Jaya Ancol, Jakarta Utara.
Menurut Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha, Presiden Yudhoyono tengah melakukan sejumlah kegiatan intern di kediamannya di Cikeas, Bogor.
Namun ia tidak bersedia menjelaskan acara intern yang dilakukan Presiden Yudhoyono.
Sejumlah wartawan berbagai media massa hingga Jumat siang ini masih menunggu di sekitar kediaman Presiden di Cikeas, untuk memantau kemungkinan pemanggilan sejumlah menteri atau tokoh partai politik, terkait isu dugaan "reshuffle" kabinet maupun seputar evaluasi koalisi parpol pendukung pemerintah.
(T.F006/A041)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011