Persatuan adalah harga termahal dari sebuah masa depan dan eksistensi bangsa.
Yogyakarta (ANTARA) - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir berharap para pemuda Indonesia mampu memaknai Sumpah Pemuda dengan menjadi pelopor yang merekatkan persatuan nasional di tengah keberagaman.
"Saat ini kita menghadapi benih-benih perpecahan yang niscaya harus kita hadapi bersama. Persatuan adalah harga termahal dari sebuah masa depan dan eksistensi bangsa," kata Haedar melalui keterangan tertulis diterima di Yogyakarta, Rabu.
Bangsa-bangsa besar, menurut dia, akan hancur ketika pecah. Sebaliknya, bangsa akan menjadi maju karena bersatu.
"Sumpah Pemuda merupakan tonggak sejarah perjuangan bangsa Indonesia ketika kaum muda Indonesia dengan semangat progresif dan integritas keindonesiaan yang luar biasa telah hadir menjadi kekuatan perekat yang mendeklarasikan satu Indonesia," katanya.
Dengan semangat untuk satu bahasa, satu bangsa, dan satu tanah air, lanjut dia, Sumpah Pemuda memiliki dampak yang luar biasa besar sehingga mampu merekatkan persatuan nasional.
Rasa kesatuan rakyat Indonesia ini, menurut dia, berpengaruh terhadap perebutan kemerdekaan Republik Indonesia dari tangan penjajah.
Oleh sebab itu, dia meminta Sumpah Pemuda yang merupakan bagian dari sejarah harus tetap dijaga, terutama bagi generasi milenial.
Ongkos mempersatukan bangsa Indonesia, kata dia, tidaklah murah karena harus dibayar dengan darah dan nyawa para pejuang kemerdekaan sehingga jangan sampai disia-siakan.
Dengan alasan itu, dia menegaskan bahwa pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang yang beragam harus menjadi kekuatan yang mempersatukan sehingga benih-benih perpecahan tidak sampai tumbuh meluas yang membuat rakyat makin terpolarisasi.
Haedar yakin kunci kejayaan Indonesia ada di tangan anak-anak muda di Tanah Air.
"Kebangkitan dan bertumbuh menjadi bangsa yang maju dan jaya kuncinya ada di pemuda. Maka, pemuda Indonesia harus menjadi kekuatan yang produktif, cerdas, menguasai iptek, dan menjadi kekuatan yang membangun hubungan sesama bahkan melintas batas," kata Guru Besar Ilmu Sosiologi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Baca juga: Keraton Yogyakarta peringati Hari Sumpah Pemuda lewat pentas musik
Baca juga: Jelang Sumpah Pemuda, EcoNusa gelar konser dorong pemuda lindungi alam
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2021