Konferwil cacat moral karena terindikasi money politics
Jakarta (ANTARA News) - Puluhan anak muda yang menamakan diri Aktivis NU Jakarta kembali mendesak Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) untuk membatalkan hasil Konferensi Wilayah NU DKI Jakarta yang memilih Djan Farid sebagai ketua.
"Konferwil cacat moral karena terindikasi money politics," kata Edwin, koordinator aksi, saat memimpin unjuk rasa di depan kantor PBNU, Jakarta, Kamis.
Edwin yang dalam aksi tersebut mengenakan jaket organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendesak PBNU tidak menerbitkan surat keputusan yang mengesahkan hasil Konferwil NU DKI.
"Konferwil harus diulang. Kembalikan kepemimpinan NU Jakarta kepada kiai," kata Edwin.
Konferwil NU DKI yang digelar Kamis (17/2) malam memilih Djan Faridz sebagai Ketua Tanfidziyah PWNU menggantikan Fauzi Bowo yang mengundurkan diri dan KH Maulana Kamal Yusuf sebagai rais syuriah.
Djan Farid yang juga anggota Dewan Perwakilan Daerah meraih lima dari tujuh suara yang diperebutkan, mengalahkan Amarullah Asbah.
Ketujuh suara tersebut milik enam Pengurus Cabang NU (PCNU) se-Jakarta dan Ketua Caretaker PWNU DKI Slamet Effendi Yusuf yang juga salah satu Ketua PBNU.
Aktivis NU Jakarta menuding Slamet tidak bersikap independen saat Konferwil digelar. "Usut tuntas caretaker yang tidak independen," kata Edwin.
Aksi unjuk rasa yang dijaga sejumlah polisi tersebut juga diwarnai pembakaran poster bergambar Djan Faridz.
Slamet Effendy Yusuf ketika diminta tanggapannya menyatakan Konferwil sudah berjalan sesuai aturan sehingga tidak ada alasan untuk membatalkan hasilnya.
"Konferwil sudah berjalan sesuai aturan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Tidak alasan untuk membatalkan. Kalau ada yang demo, silakan saja, tapi tidak akan mempengaruhi keputusan," katanya.
(S024/D011/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011