Wamena (ANTARA) - Komandan Kodim 1702/Jayawijaya, Letnan Kolonel Infantri Arif Budi Situmeang, telah menyiagakan personel memberikan dukungan kepada polisi untuk mengantisipasi dampak-dampak yang mungkin muncul akibat penahanan bekas Bupati Yalimo, Lakius Peyon, sebagai tersangka korupsi bantuan sosial.
Situmeang, di Wamena, Rabu, mengatakan, ada aksi unjuk rasa dari pendukung Peyon yang merupakan peserta pemilu bupati dan wakil bupati Yalimo itu.
"Kalau ada permintaan dari kepolisian untuk melapis jika ada tindakan-tindakan anarkis, kami siap untuk membantu mengamankan Kabupaten Yalimo yang masih masuk dalam wilayah teritorial Kodim 1702/Jayawijaya," katanya.
Baca juga: Mantan Bupati Yalimo jadi tersangka dana bansos Rp1 miliar
Ia membenarkan telah menerima laporan bahwa sejak pagi hari massa menuju Polres Yalimo untuk menyerahkan aspirasi agar polisi membebaskan Peyon. Massa menduga penetapan tersangka berkaitan dengan pilkada yang hendak dilaksanakan di sana.
"Memang benar ada unjuk rasa dari massa yang merasa tidak puas dengan masalah ini. Tetapi sampai saat ini belum ada penonjolan dampak dari aksi unjuk rasa seperti pengerusakan dan lain-lain," katanya.
Baca juga: Gubernur Papua melantik Ribka Haluk jadi Penjabat Bupati Yalimo
Ia memastikan situasi di Yalimo masih kondusif dan tidak ada aksi pemalangan akses jalan darat antarkabupaten Yalimo-Jayawijaya.
"Tidak ada gangguan dengan lintasan jalan darat Wamena-Yalimo, hanya jembatan kilometer 97 yang kemarin dirusak namun sudah ada warga yang melakukan perbaikan sementara," katanya.
Baca juga: Polres siapkan 287 personel kawal PSU Pemilihan Bupati Yalimo di Papua
Situmeang mengimbau masyarakat Yalimo tidak menjadikan politik pemilihan kepala daerah sebagai media untuk memecah belah persaudaraan. "Semua masyarakat Yalimo itu bersaudara. Jangan menjadikan politik sebagai bentuk perpecahan dari masyarakat," katanya.
Baca juga: Polisi: Diduga mabuk, Wabup Yalimo tabrak Polwan hingga tewas
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2021