Jakarta (ANTARA) - Lembaga penelitian IDC Indonesia memprediksi bahwa implementasi konektivitas jaringan 5G akan berdampak lebih besar dalam sektor industri.

"(Penggunaan) 5G ini akan lebih banyak ber-impact ke industri, karena memberikan banyak kemudahan dan kecepatan untuk berbagai aspek di sektor tersebut," kata Country Manager IDC Indonesia Mevira Munindra dalam seminar web, dikutip pada Rabu.

Lebih lanjut, Mevira membandingkan jika ditinjau dari kacamata konsumen, pengaplikasian 5G tentu juga memiliki dampak pada gaya hidup digital yang lebih mulus; misalnya untuk berkomunikasi via aplikasi pengiriman pesan maupun video conference, penggunaan media sosial, hingga hiburan.

"Ini adalah engagement yang menjadi biasa, sesuatu yang tidak bisa dilewatkan oleh banyak generasi dan kalangan. Semuanya menggunakan smartphone untuk digital engagement. Bahkan, mereka bisa menggunakan lebih dari satu device untuk memisahkan kebutuhan personal dan profesional," ujar Mevira menambahkan.

Sementara itu menurut laporan IDC, terdapat lebih dari 30 persen konsumen di Indonesia yang pengeluaran TIK-nya didominasi oleh ponsel pintar (smartphone). Pada tahun 2020, pengeluaran tersebut mencapai total 36 juta unit pengiriman.

Baca juga: Implementasi 5G dari isu investasi, spektrum, hingga "smart city"

Di era konektivitas 5G, Mevira mengatakan konsumen memiliki harapan memiliki ponsel 5G dengan harga terjangkau.

"Ekspektasinya tentu meningkat penggunaan 5G kedepan ada harapan penurunan harga. Apa yang kia liat di pasar kita tentu harga handset dengan spesifikasi tinggi, namun costnya bagi konsumen harga cukup," jelasnya.

Dari sisi penyedia perangkat, PR Manager OPPO Indonesia Aryo Meidianto. A mengatakan, ketersediaan ponsel 5G yang dimiliki OPPO kontribusinya sudah 3,6 persen di Tanah Air. Untuk meningkatkan jumlahnya, tergantung dengan pemangku kepentingan, seperti bagaimana pemerintah memperkuat peraturannya dengan cepat, operator mengakselerasi jaringan 5G sehingga hadir merata.

"Jika semua itu sudah berjalan smooth, mau tidak mau permintaan smartphone 5G akan cenderung tinggi. Kita optimis jika tahun depan gelaran 5G semakin baik, Oppo akan menghadirkan lebih banyak lagi smartphone ketimbang di 2021 di Indonesia," kata Aryo.

Ia melanjutkan, posisi OPPO pada perangkat 5G saat ini berada di kisaran harga Rp3 jutaan, dan jika melihat dari ketersediaan perangkat OPPO di China, ada harga ponsel 5G yang memiliki harga dibawah Rp3 jutaan.

"Kenapa belum dipasarkan di Tanah Air, ini kembali lagi ke principal kami yang sedang dalam tahap mempelajari, melihat proses pengembangan 5G di Indonesia seperti apa, guna dapat merilis perangkat OPPO ke seluruh Indonesia nantinya," ujarnya menambahkan.

Sementara, dari sisi operator seluler, Director & Chief Strategy and Innovation Officer Indosat Ooredoo Arief Musta'in mengatakan, kini layanan 5G di Indonesia yang sudah disediakan pihaknya tersedia di 6 kota; yaitu Bandar Lampung, Balikpapan, Makassar, Jakarta, Surakarta, dan Surabaya.

Arief mengatakan, pihaknya akan fokus untuk memasyarakatkan 5G di tahun 2022-2023, sehingga masyarakat nantinya bisa memanfaatkan 5G lebih baik lagi di tahun 2024.

"Sepanjang tahun 2022-2023, strategi kami akan fokus pada penerapan 5G terpilih dan menciptakan kemampuan untuk membuka model bisnis masa depan," katanya.

Baca juga: Kolaborasi pemangku kepentingan penting untuk akselerasi 5G

Baca juga: Kominfo: 5G momen Indonesia tidak hanya jadi "smart user"

Baca juga: Kominfo nyatakan berbagai pihak miliki peranan dorong implementasi 5G

Pewarta: Arnidhya Nur Zhafira
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021