London (ANTARA News) - Harga minyak New York secara singkat mencapai 101 dolar Amerika Serikat pada Rabu waktu setempat, karena loyalis rezim pemimpin Libya Moamer Kadhafi bentrok dengan oposisi pemberontak, sementara `safe haven` emas mencapai titik rekor tertinggi lain, demikian AFP melaporkan.
Kontrak berjangka New York, minyak mentah light sweet untuk pengiriman April, yang dikenal sebagai West Texas Intermediate
(WTI), secara singkat naik setinggi 101,47 dolar AS per barel. Harga ini kemudian berdiri di 100,34 dolar AS, naik 71 sen dari level penutupan Selasa.
Di London, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman April naik sepuluh sen menjadi 115,52 dolar AS per barel. Minyak Brent yang melambung pekan lalu mendekati 120 dolar AS karena ketegangan
berkobar di Libya, diperdagangkan dengan premi besar terhadap WTI karena cadangan AS tinggi.
Sementara itu pada Rabu, pasukan Kadhafi bentrok dengan pemberontak oposisi dan berusaha untuk memenangkan kembali kendali kota minyak timur Brega, sementara ia memperingatkan bahwa bangsa itu menuju pertumpahan darah yang brutal.
"Kerusuhan yang berlanjut di Libya dan negara-negara Arab lainnya memungkinkan harga minyak naik lebih lanjut," kata analis Commerzbank, Carsten Fritsch.
Departemen Energi Pemerintah AS juga merancang untuk menerbitkan laporan mingguan persediaan minyak.
"Dampak di pasar akan menjadi terbatas diberikan peristiwa di Libya. Persediaan tinggi di AS memberi kesan kesenjangan harga yang tinggi antara Brent dan WTI berlanjut," tambah Fritsch.
Investor masih sangat khawatir tentang kerusuhan yang melanda seluruh negara penghasil minyak dan mengganggu pasokan dari Timur Tengah dan Afrika Utara.
"Jelas semua orang khawatir" tentang gejolak di Timur Tengah dan Afrika Utara, kata John Vautrain, wakil presiden untuk Purvin and Gertz, konsultan energi internasional di Singapura.
Harga emas naik ke rekor tertinggi baru pada Rabu, didorong pembelian safe-haven di tengah kerusuhan dan kekerasan di Libya, dan dolar turun terhadap mata uang saingan utama, kata para pedagang.
Emas melompat memecahkan rekor setinggi 1.438,30 dolar AS per troy ons di London Bullion Market pada sekitar 1500 GMT.
Dan logam perak mencapai 34,90 dolar AS per ons, yang merupakan tingkat tertinggi dalam 30 tahun.
"Emas mencapai rekor tinggi baru lagi hari ini karena penghindaran risiko bertahan di pasar ... karena Libya tampak seperti turun ke perang saudara," kata analis Ian O`Sullivan di kelompok keuangan Spread Co.
"Dolar lemah membantu mengangkat harga emas, serta permintaan tinggi untuk safe haven dengan situasi sekarang di Timur Tengah dan kekhawatiran inflasi.
"Perak juga mencapai tertinggi baru 30 tahun karena permintaan perak juga terus berlangsung."
Sebuah unit AS yang kesulitan bisa membuat komoditi yang dihargakan dalam dolar seperti emas dan perak lebih murah untuk pembeli yang memegang mata uang saingan.
Logam mulia menarik kekuatan pada saat gejolak geopolitik karena mereka dianggap oleh banyak investor sebagai safe haven.
Harga minyak telah melambung setelah pemberontakan populer menggulingkan pemimpin Tunisia pada Januari, diikuti oleh orang kuat lama Mesir Hosni Mubarak pada Februari.
Pemimpin Libya Moamer Kadhafi kini sedang berjuang menghadapi pemberontakan terhadap empat dekade kekuasaannya, sementara protes-protes menggoyang bagian lain dari wilayah yang kaya-minyak, termasuk Yaman dan Oman.
Kekuatan Barat pada Selasa mempertimbangkan apakah aksi militer adalah pilihan layak terhadap Kadhafi.
Bentrokan juga terjadi Selasa antara demonstran dan pasukan keamanan di Iran, produsen minyak terbesar keempat di dunia. (A026/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011