Tiga korban masing-masing bernama Julmaran (45) Stepi S (50) dan Ektanius (33) yang merupakan pekerja kapal (ABK) Kapal "Mitra Bari Sentosa" itu tewas ketika dilarikan ke rumah sakit umum daerah (RSUD) Muara Teweh, Rabu (2/3) malam.
Julmaran merupakan korban pertama, dia meregang nyawa setengah jam setelah tiba di RSUD pada Rabu siang, sedangkan dua yakni korban Stevi S dan Ektanius menyusul tewas pada Rabu malam sekitar pukul 21.00 Wib.
Informasi yang dihimpun ANTARA menyebutkan, mereka diketahui mengkonsumsi minuman keras impor dan menggelar pesta di sebuah penginapan di kawasan pinggiran Sungai Barito Muara Teweh.
Meski sama profesi sebagai ABK yang kapalnya bersandar di pinggiran Sungai Barito kawasan Bukau Kecamatan Teweh tengah itu, tetapi pesta minuman keras dilakukan tempat dan kamar penginapan yang berbeda.
Korban Julmaran, diketahui pesta minuman keras sejak dua hari lalu secara berturut-turut, bersama teman-temannya.
"Saya adalah langganan ojek dia. Dan saya sempat ditawarin minum penghormatan. Tapi karena merasa pusing saya pulang duluan," kata salah warga Muara Teweh yang enggan disebutkan namanya.
Sedangkan dua korban Stevi S dan Ektanius, tidak diketahui dimana mereka pesta minuman keras, tetapi saat dia kritis dan tak sadarkan diri pada salah satu penginapan di Jalan Panglima Batur Muara Teweh itu.
Sementara seorang dokter jaga ruang UGD RSUD Muara Teweh, dr Cao Sao Beng, mengaku tidak tahu persis gejala mereka sebab dirinya saat pergantian tugas jaga. Namun pada rekam medis di UGD dan ICU, kesemua korban mengalami muntah-muntah secara terus menerus hingga kondisi tangan membiru.
"Kasusnya hampir sama seperti kejadian 15 orang remaja di Muara Teweh pada bulan lalu yang tewas akibat minuman keras oplosan, kejang-kejang dan muntah-muntah," kata salah perawat di ruang ICU.
Mayat ketiganya sudah dibawa pulang kerabat ke Banjarmasin, kalimantan Selatan kemudian dilanjutkan ke kampung halaman dua orang korban dari Ambon.
Pihak kepolisian terlihat sibuk mencari dan meminta keterangan sejumlah saksi, namun beberapa kerabat dan teman korban terkesan menutup-nutupi.
Kasus tewasnya tiga ABK kembali menggegerkan kota Muara Teweh. Namun salah satu saksi mata yang enggan menyebutkan namanya menyebutkan jika para ABK tak pernah mengkonsumsi minuman murah sejenis molex campur sari.
"Setahu saya, yang lama melayani mereka antar jemput dari kapal ke kota, mereka tidak mau mengkonsumsi minuman murahan. Biasanya minuman seperti red label dan mansion house," kata seorang warga. (K009/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011