Teheran (ANTARA News/AFP) - Presiden Iran Mahmud Ahmadinejad, Rabu memperingatkan Amerika Serikat terhadap intervensi militer di Libya dan mengatakan tindakan seperti itu akan membuat kuburan bagi serdadunya.

Ahmadinejad, mengatakan situasi sekarang sama sekali berbeda dengan apa yang terjadi semasa pemerintah mantan presiden AS George W.Bush.

"(Bush) menggunakan satu muslihat bernama 11 September untuk mempersiapkan serangan darat guna menduduki Irak dan Afghanistan," kata Ahmadinejad dalam satu pidato di provinsi Lorestan, Iran barat.

"Ingatlah bahwa jika anda melakukan intervensi militer kapanpun, di negara manapun di Afrika Utara atau Timur Tengah, negara-negara kawasan itu akan bangkit dan menggali kuburan untuk tentara-entara anda," katanya mengacu pada laporan-laporan bahwa Barat sedang mempertimbangkan opsi militer untuk menggulingkan pemimpin Libya Muamar Gaddafi.

Ahmadinejad , dalam pidatonya yang disiarkan langsung televisi pemerintah, menegaskan bahwa semua "diktator" regional didukung oleh Washington.

"Hari ini, mereka (AS dan sekutu-sekutunya) mengaku mereka menghadapi para diktator... (Tetapi) di negara manapun di dunia, di seluruh dunia Muslim, di seluruh Timur Tengah , di manapun ada diktator, ia didukng oleh mereka," katanya.

"Dan sekarang mereka datang dan mengatakan mereka ingin mendukung rakyat.. tetapi rencana-rencana anda telah gagal.. hari ini tidak satu orangpun mengakui pengakuan anda mendukung rakyat."

Ahmadinejad, Senin mengatakan senjata-senjata AS "membunuh para pemrotes dalam pemberontakan yang melanda Timur Tengah dan Afrika Utara.

Pada Selasa, kementerian luar negeri Iran jugs memperingatkan terhadap tindakan militer di Libya.

Juru bicara kementerian itu, Ramin Mehmanparast mengatakan "aksi kekerasan yang tidak manusiwai" dilakukan tanpa kendali oleh para pendukung Gaddafi terhadap gerakan rakyat Libya.. harus tidak memberikan izin bagi campur tangan militer negara-neara asing.

"Mereka (negara-negara Barat) jangan berusaha menjadikan negara-negara sebagai pangkalan-pangkalan militer," kata Mehmanparast yang dikutip laman internet jaringan Press TV berbahasa Inggris .

Pernyataan-pernyataan itu datang menanggapi laporan-laporan bahwa Barat termasuk AS sedang mempertimbangkan oposi militer terhadap rezim Gaddafi.

Akan tetapai, intervensi seperti itu tampaknya kecil kemungkinan nya,Rabu setelah Menteri Pertahanan AS Robert Gates mengatakan "tidak ada kata sepakat dalam NATO bagi penggunaan angkatan bersenjata" terhadap Gaddafi."

"Kami juga memikirkan tentang penggunaan militer AS di negara lain di Timur Tengah," kata Gates.

Lebih dari 100.000 orang telah meniggalkan Libya untuk menyelamatkan diri dari tindakan keras para pendukung Gaddafi yang menewaskan 1.000 orang , kata perkiraan PBB.

Pemberontakan terhadap pemerintah 41 tahun Gaddafi adalah bagian dari kemarahan rakyat terhadap rezim-rzim otoriter Arab yang melanda Timur Tengah dan Afika Utara dan bahkan negara-negara Teluk Kuwait dan Oman.

Pemberontakan-pemberontakan itu dipicu pemberontakan di Tunisia dan Mesir yang telah menggulingkan presiden-prrsiden mereka.*)

(Uu.H-RN/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011