Fungsi media digital itu sebagai salah satu instrumen penunjang diplomasi sebagaimana diatur dalam Permenlu itu,
Beijing (ANTARA) - Kedutaan Besar RI di Beijing, China, berupaya keras memulihkan akun Instagram resmi yang diretas sejak Senin (25/10) malam.
"Kami upayakan secepatnya akun tersebut bisa pulih," kata Koordinator Fungsi Penerangan Sosial Budaya KBRI Beijing, Dewi Avilia, kepada ANTARA di Beijing, Selasa.
Menurut dia, peretasan yang dilakukan oleh orang tidak dikenal tersebut tidak mengganggu kinerja diplomasi KBRI Beijing.
"Secara umum tidak. Karena masih ada saluran medsos lain yang kami punya," ujarnya.
Baca juga: Staf KBRI Beijing turut viralkan fenomena pembekuan air mendidih
Selain Instagram, KBRI Beijing memiliki lima akun resmi media sosial lainnya, yakni Sina Weibo dengan jumlah pengikut 11.000, WeChat (6.565), Facebook (3.900), Twitter (1.400), dan YouTube (208).
Akun Instgram KBRI Beijing yang sudah terverifikasi atau bercentang biru memiliki 11.300 pengikut.
Beberapa perwakilan pemerintah RI di berbagai negara, termasuk di China, memiliki akun media sosial sesuai dengan Peraturan Menteri Luar Negeri RI Nomor 10 Tahun 2018.
"Fungsi media digital itu sebagai salah satu instrumen penunjang diplomasi sebagaimana diatur dalam Permenlu itu," kata Dewi.
Akun Instagram @kbribeijing selama ini menjadi acuan bagi para mahasiswa dan warga negara Indonesia yang belum bisa kembali ke China.
Tim media sosial KBRI Beijing pada Senin pukul 20.06 waktu setempat (19.06 WIB) menemukan fakta bahwa Instagram resminya telah diretas oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Tim media sosial telah melakukan langkah pengamanan termasuk menghubungi pihak Facebook selaku parent company Instagram melalui email dan mencoba masuk lewat perangkat telepon genggam termasuk OTP, namun belum berhasil.
KBRI menemukan upaya pengelabuan (phishing) melalui surat elektronik dari pihak tidak bertanggung jawab yang mengklaim konten hak cipta.
Seluruh konten di Instagram KBRI Beijing tersebut, termasuk unggahan terakhir mengenai kewaspadaan COVID-19 varian Delta di China, telah dihapus oleh peretas.
"Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan ini karena terganggunya pelayanan kami kepada publik," kata Dewi seraya mengimbau masyarakat, baik di Indonesia maupun di China, untuk bisa mengikuti pelayanan bidang pensosbud di lima platform lain milik KBRI Beijing.
KBRI Beijing juga belum merasa perlu melaporkan tindakan peretasan tersebut kepada pihak berwajib karena belum menemukan indikasi digunakan pelaku untuk melancarkan tindak kejahatan.
Baca juga: KBRI Beijing manfaatkan platform digital promosikan produk Indonesia
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2021