Hong Kong (ANTARA) - Saham-saham Hong Kong ditutup lebih rendah pada perdagangan Selasa, terseret oleh perusahaan teknologi dan properti ketika skema percontohan pajak real estat yang direncanakan terus mengurangi sentimen risiko.
Indikator utama Bursa Efek Hong Kong, Indeks Hang Seng (HSI) tergelincir 0,36 persen atau 93,76 poin menjadi menetap di 26.038,27 poin, sedangkan Indeks China Enterprises tergerus 0,67 persen atau 62,65 poin menjadi ditutup di 9.259,43 poin.
Indeks teknologi Hang Seng berkurang 1,3 persen, saham kelas berat dalam indeks Alibaba Group dan Meituan masing-masing merosot 2,6 persen dan 1,3 persen.
Alibaba Health Information Technology anjlok lebih dari 10 persen, penurunan terbesar pada Indeks Heng Seng.
Alibaba Health mengatakan pihaknya memperkirakan akan mencatat kerugian bersih tidak lebih dari 320 juta yuan (2,04 miliar dolar AS) selama enam bulan yang berakhir pada September, karena peningkatan penyebaran sumber daya grup.
Indeks Properti Daratan Hang Seng anjlok 4,3 persen, didorong oleh kekhawatiran atas skema percontohan pajak real estat yang direncanakan.
Perusahaan properti daratan Country Garden, China Evergrande Group, Sunac China kehilangan antara 4,0 persen hingga 7,4 persen.
Pajak properti, kemungkinan akan diuji pada awalnya di kota-kota lapis pertama dan kedua, "akan merugikan sentimen pembeli rumah dan menghambat permintaan investasi, dan dengan demikian, memperdalam penurunan pasar properti fisik," tulis broker CLSA dalam sebuah catatan.
“Kami memperkirakan lebih banyak penyesuaian kebijakan properti untuk mengimbangi dampak negatif dari penurunan pasar properti dan prospek ekonomi yang lemah,” tambah CLSA.
Modern Land telah menjadi pengembang properti China terbaru yang melewatkan pembayaran obligasi, menambah kekhawatiran tentang dampak yang lebih luas dari krisis utang di raksasa China Evergrande Group.
Sub-indeks energi dan sub-indeks perawatan kesehatan masing-masing kehilangan sekitar 1,0 persen.
Produsen kendaraan listrik China yang tercatat di Hong Kong melonjak. Sentimen investor didorong setelah Tesla melampaui nilai pasar satu triliun dolar AS pada Senin (25/10).
Xpeng Inc China memimpin kenaikan dengan melambung 8,7 persen, setelah mengatakan akan mempercepat pengembangan untuk memproduksi kendaraan massal yang dilengkapi dengan teknologi digital terbaru.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021