"Saya dan keluarga juga terima SMS akan dibunuh, demikian beberapa pengurus PSSI daerah."
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Nurdin Halid, meminta perlindungan dari Komisi X DPR RI karena dirinya dan keluarga terancam akan dibunuh terkait kemelut yang melanda PSSI menjelang dilangsungkan Kongres PSSI.

Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) yang dipimpin oleh Ketua komisi X, Mahyudin (Fraksi Partai Demokrat/FPD), di Gedung DPR/MPR Jakarta, Selasa, Nurdin mengaku bahwa siap mengungkap tabir tersebut asal dirinya memperoleh perlindungan dari Komisi X yang membidangi olahraga dan pendidikan.

Nurdin siap menyebutkan nama pejabat negara atau menteri yang mengancam akan membunuhnya. Ancaman itu disampaikan melalui pesan singkat dan telepon.

"Jiwa saya terancam akan dibunuh. Saya dan keluarga juga terima SMS akan dibunuh, demikian beberapa pengurus PSSI daerah juga diancam akan dibunuh," ujar Nurdin Halid,  didampingi Sekretaris Jenderal PSSI, Noegraha Besoes, dan seluruh jajaran pengurus PSSI.  

Nurdin juga mengemukakan, siap mengungkap identitas para pengancamnya yang diduga berasal dari pejabat negara maupun menteri, asal dirinya memperoleh perlindungan dari DPR. 

"Saya siap buka-bukaan asal DPR mau melindungi saya. Saya minta jaminan. Apa pun saya siap buka. Siapa menteri yang ancam saya, akan saya buka! Siapa pejabat tinggi yang ancam saya, akan saya buka! Saya akan buka semua, kapan ancaman itu, hari apa jam berapa saya buka! Soal hidup saya serahkan ke Allah SWT," ujar Nurdin.

Pernyataan Nurdin tersebut mengundang respon beberapa anggota Komisi X DPR untuk melanjutkan rapat dengar pendapat umum (RDPU) tersebut dengan rapat tertutup, karena membahas terancamnya jiwa Nurdin Halid.

"Saya tersentak. Kita harus hati-hati soal ini. Saya khawatir yang terjadi sudah keluar dari substansi. Saya usulkan untuk bicara dalam rapat tertutup," katanya.

Namun, beberapa anggota DPR, di antaranya, Dedi Gumelar (PDI Perjuangan), Gde Pasek (FPD), Hanif Dakhiri (F-PKB) dan Jamal Aziz (Hanura) menolaknya, karena sifat RDPU terbuka untuk umum.

Nurdin menegaskan bahwa motivasinya bertahan dalam kepengurusan PSSI karena ingin mengawal konstitusi PSSI dan menjaga harkat, martabat dan marwah PSSI dari intervensi apapun.

"Motivasi saya bertahan cuma satu, hendak mengawal konstitusi PSSI, tidak boleh ada intervensi, tidak boleh ada yang mengatur siapa yang boleh jadi ketua umum," kata Nurdin.

Nurdin mengaku, belum pernah mengajukan atau deklarasi diri mencalonkan sebagai Ketum PSSI. Nurdin mengaku dirinya baru akan menyatakan diri bersedia atau tidak dicalonkan pada saat Kongres PSSI digelar.

"Jadi, saya tegaskan lagi kenapa saya bertahan karena ingin menjaga harkat, martabat, marwah PSSI. Secara pribadi, saya pun menghendaki siapa pun boleh maju, bertarunglah seperti tahun 2003," katanya.

Nurdin membantah pernyataan bahwa PSSI tak berprestasi selama dua periode kepemimpinannya. Di eranya, Nurdin menyatakan PSSI berada di peringkat delapan Asia dan peringkat satu ASEAN. Dengan prestasi itu, kata Nurdin, prestasi kompetisi tingkat nasional berarti sudah diakui dunia.

"Dengan prestasi ini, kita memiliki dua jatah di Champion Cup, satu langsung dan satu tim lagi melalui play off. Sementara negara lain cuma memiliki jatah satu, itu pun lewat pertandingan play off`," katanya.
(T.S023/A011)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011