Jakarta (ANTARA News) - Angka ramalan I Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan produksi padi selama tahun 2011 diperkirakan mencapai 67,31 juta ton gabah kering giling atau setara dengan 37,8 juta ton beras.
"Hitungan produksi beras dibuat setelah dikurangi padi yang digunakan untuk pakan ternak, bahan baku industri, bibit dan padi yang tercecer," kata Kepala BPS Rusman Heriawan saat menyampaikan berita resmi statistik di kantor BPS Jakarta, Selasa.
Produksi padi angka ramalan I, menurut Rusman, meningkat 1,35 persen dibanding produksi tahun 2010 yang menurut perhitungan sementara mencapai 66,41 juta ton gabah kering giling.
Ia menjelaskan kenaikan produksi padi tahun ini menurut perkiraan terjadi karena penambahan luas areal panen padi sebanyak 14,51 ribu hektare (0,11 persen) dan peningkatan produktifitas sebesar 0,62 kwintal per hektare (1,24 persen).
Menurut angka ramalan BPS, peningkatan produksi padi utamanya akan ditopang oleh kenaikan produksi padi sebanyak 56,55 ribu ton di Jawa dan sebanyak 839,31 ribu ton di luar Jawa.
"Diperkirakan, kenaikan produksi 2011 yang relatif besar terjadi di Provinsi Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan dan Kalimantan Selatan," kata dia.
Sedang penurunan produksi yang cukup besar, menurut dia, diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Barat, Banten dan Kalimantan Tengah.
BPS juga memperkirakan, kenaikan produksi padi terjadi antara Januari-April dan Mei-Agustus dengan kisaran berturut-turut 1.148,89 ribu ton dan 935,95 ribu ton.
Sementara penurunan produksi diperkirakan terjadi selama September-Desember dengan volume 1.188,99 ribu ton lebih rendah dari produksi pada kurun yang sama tahun 2010.
Rusman menjelaskan dengan produksi beras pada 2011 diperkirakan surplus pada akhir tahun karena volumenya melebihi kebutuhan beras nasional.
Produksi beras nasional menurut angka ramalan pertama sebanyak 37,8 juta ton sedang kebutuhan nasional, dengan asumsi jumlah penduduk 241,1 juta orang dan konsumsi 139,15 kilogram per kapita per tahun sebanyak 33,5 juta ton.
"Jadi meskipun produksinya tidak banyak meningkat, diperkirakan masih surplus 4,29 juta ton sepanjang tahun 2011," kata Rusman.
Ia menjelaskan pula bahwa angka surplus produksi itu terjadi pada waktu tertentu atau akhir tahun sehingga tidak bisa menjadi jaminan bahwa sepanjang tahun persediaan beras tak berfluktuasi.
Direktur Jenderal Tanaman Pangan Kementerian Pertanian Udhoro Kasih Anggoro menambahkan, angka ramalan awal tersebut tidak bisa digunakan sebagai tolok ukur ketersediaan beras sepanjang tahun.
"Surplus ini secara keseluruhan, dalam satu tahun ada enam bulan surplus dan enam bulan defisit," kata Udhoro.
(M035)
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2011