Garut (ANTARA) - Sejak beberapa pekan ini di Kabupaten Garut, Jawa Barat, selalu ramai oleh masyarakat yang antusias datang ke sentra vaksinasi untuk mendapatkan vaksin COVID-19, tak peduli harus antre lama saat daftar, maupun saat menunggu giliran disuntik vaksin.

Seperti yang terjadi di beberapa kegiatan sentra vaksinasi di wilayah perkotaan, dan juga di daerah terpencil seperti wilayah selatan Garut, cukup tinggi antusias warga yang mau divaksin.

Pemandangan warga yang antre di sentra vaksinasi itu tentu berbeda jauh kondisinya jika dibandingkan saat awal-awal pemerintah mewajibkan semua kalangan profesi sampai masyarakat umum divaksin sebagai upaya melawan wabah COVID-19.

Terlebih setelah adanya kebijakan pemerintah pusat yang mengharuskan masyarakat menunjukkan sertifikat vaksin ketika hendak masuk ke pusat perbelanjaan atau mal, tempat wisata, dan tempat umum lainnya.

Selain itu, tentunya sudah mulai banyak masyarakat sadar akan pentingnya vaksinasi untuk menjaga kondisi kesehatan lebih baik, terutama bisa membentuk kekebalan kelompok dalam melawan wabah COVID-19.

Bukti kesadaran masyarakat bersedia divaksinasi itu tidak hanya terjadi di wilayah perkotaan saja, di daerah selatan Garut seperti di Kecamatan Pamulihan, banyak warga yang antusias datang ke tempat sentra vaksinasi yang diselenggarakan puskesmas setempat.

Tidak jarang warga yang tinggal di daerah terpencil selatan Garut itu harus berjalan kaki berjam-jam, atau menumpang truk agar bisa sampai ke tempat digelarnnya vaksinasi COVID-19.

Upaya mendukung percepatan vaksinasi di daerah terpencil itu, jajaran Polsek di Kecamatan Pamulihan seringkali harus menurunkan mobil patrolinya untuk mengangkut warga yang mau divaksin.

Selain itu, mobil patroli Polsek Pamulihan juga seringkali digunakan untuk membawa tim vaksinator menuju daerah terpencil yang aksesnya memang sulit dengan kondisi jalan rusak berlumpur, dan masih bebatuan.

"Kita yang mengangkut petugas vaksinator ke lokasi vaksinasi dengan memakan waktu sampai empat atau lima jam perjalanan," kata Kepala Polsek Pamulihan AKP Saep Balya saat ditanya wartawan terkait mobil polisi yang sering dipakai antar jemput tim vaksinator ke desa terpencil di Kecamatan Pamulihan pada 15 Oktober 2021.

Jajaran kepolisian itu sudah beberapa kali menerjunkan mobil operasional polsek membawa enam sampai sembilan vaksinator untuk menyukseskan kegiatan vaksinasi ke daerah pelosok yang selama ini sulit diakses menggunakan mobil biasa.

Daerah yang menjadi perhatian khusus itu yakni Kampung Cisarua di Desa Panawa, dan Kampung Wates di Desa Linggarjati, Kecamatan Pamulihan yang selama ini kondisi jalannya rusak dan terjal sehingga sulit dilintasi mobil biasa.

Tim vaksinator dari puskesmas bersama unsur kecamatan, kepolisian, dan TNI itu setiap kegiatan vaksinasi di pelosok bisa menghabiskan waktu seharian atau kembali ke kantor sampai tengah malam.

Kapolsek menyatakan alasan tim vaksinator mendatangi daerah terpencil itu karena antusias masyarakat di pelosok daerah cukup bagus, bahkan seringkali melebihi target dari jumlah dosis yang disediakan petugas medis.

Warga yang mau vaksinasi khususnya Desa Panawa sangat antusias. "Kadang-kadang kita sasaran 150 orang, yang hadir malah melebihi target," kata Saep Balya.

Selain di Pamulihan, tim vaksinator di daerah pelosok lainnya yakni Kecamatan Peundeuy juga menyisir warga yang selama ini kesulitan mendapatkan akses untuk divaksin karena jarak rumah yang jauh di pelosok terpencil.

Sekretaris Kecamatan Peundeuy Rustandi mengatakan masyarakat di pelosok cukup tinggi keinginannya untuk divaksin. Untuk itu tim vaksinator berupaya menyelenggarakan vaksinasi di tempat yang bisa mudah dijangkau oleh masyarakat.

Selama ini, kendala yang dihadapi masyarakat adalah masalah jarak tempuhnya ke lokasi vaksinasi atau ke desa maupun ke puskesmas sangat jauh.

Semua Bergerak

Pemerintah pusat sampai tingkat provinsi maupun kabupaten termasuk seluruh pemangku kebijakan lainnya seperti jajaran TNI, Polri, partai politik serta berbagai institusi swasta semua bergerak untuk mempercepat capaian vaksinasi COVID-19.

Capaian vaksinasi COVID-19 saat ini menjadi salah satu indikator kebijakan pemerintah pusat untuk menentukan level Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di daerah kota dan kabupaten yaitu harus mencapai 50 persen dari jumlah warga sasaran vaksin.

Kabupaten Garut pada 5 Oktober 2021 ditetapkan pemerintah pusat masuk pada status Level 3 PPKM dari sebelumnya Level 2, di mana level tersebut memperketat kegiatan masyarakat, juga diberlakukan penutupan untuk tempat wisata.

Kembalinya status Level 3 di Kabupaten Garut itu karena berdasarkan indikator baru dalam penilaian PPKM persentase vaksinasi COVID-19 di Garut belum mencapai 50 persen, melainkan hanya 27 persen dari target sasaran vaksin 1,9 juta orang.

Ketua Harian Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kabupaten Garut Nurdin Yana menyatakan bahwa PPKM di wilayahnya kembali masuk ke Level 3 karena penilaiannya berdasarkan persentase vaksinasi yang masih rendah.

Sekretaris Daerah Pemkab Garut itu menyampaikan Pemkab Garut mau tidak mau harus mengikuti aturan yang diterapkan pemerintah pusat dalam aturan PPKM Level 3 yakni membatasi kegiatan masyarakat secara ketat, salah satunya penutupan tempat wisata.

Capaian vaksinasi itu, kata Nurdin, memang sulit dilakukan oleh Pemkab Garut karena keterbatasannya stok dosis vaksin COVID-19, dan kondisi geografis di Garut yang cukup sulit untuk menjangkau semua elemen masyarakat.

Namun status Level 3 bagi Garut itu, kata Nurdin, menjadi pemicu pemerintah daerah untuk berusaha menambah pasokan dosis vaksin ke pemerintah pusat, kemudian menyiagakan vaksinator di setiap kecamatan untuk memudahkan percepatan vaksinasi di perkotaan maupun di daerah terpencil.

"Persoalannya adalah keterbatasan vaksin, kalau vaksin tersedia kita bisa genjot capaian, dengan 1.303 vaksinator kita yakin bisa 'cover' semua penduduk, namun karena vaksin terbatas capaiannya menjadi rendah," kata Nurdin.

Kebut Vaksinasi

Pemerintah Kabupaten Garut berupaya kebut capaian vaksinasi yang tidak hanya di kawasan perkotaan saja, melainkan hingga ke daerah pelosok seperti wilayah selatan Kabupaten Garut yang selama ini masih rendah sehingga secara keseluruhan capaian vaksinasi belum mencapai 50 persen dari sasaran vaksin 1,9 juta orang.

Bupati Garut Rudy Gunawan menargetkan capaian vaksinasi sebesar 50 persen dapat tercapai selama satu bulan sejak penetapan Garut PPKM Level 3 atau sampai awal November 2021 dengan mengerahkan semua jajaran tim kesehatan, dan juga pemangku kepentingan lainnya dari unsur TNI dan Polri.

Bupati Garut sudah memerintahkan langsung semua aparatur pemerintah terutama jajaran puskesmas untuk melakukan vaksinasi COVID-19 di seluruh kecamatan termasuk daerah terpencil.

Upaya Pemkab Garut itu tidak lain untuk meningkatkan capaian vaksinasi sehingga bisa menurunkan level PPKM dari Level 3 menjadi Level 2 atau bisa masuk pada Level 1 yang lebih longgar aturan dalam penerapan PPKM.

Daerah pelosok Garut yang menjadi perhatian khusus untuk terus digenjot sasaran vaksinasinya, kata Bupati, seperti Kecamatan Cisompet, Peundeuy, Singajaya dan daerah lainnya.

Antusias masyarakat di sana, menurut Bupati, yang sudah beberapa kali meninjau langsung pelaksanaan vaksinasi di daerah terpencil Garut terpantau banyak, seperti di Kecamatan Cisompet ada seribuan orang dari berbagai desa datang untuk mengikuti vaksinasi.

"Mereka rela menempuh jarak yang cukup jauh untuk ke lokasi vaksinasi dengan menggunakan kendaraan seadanya," kata Bupati.

Target Level 2

Upaya menggenjot vaksinasi ke berbagai daerah itu ternyata membuahkan hasil, berdasarkan laporan Satgas Penanganan COVID-19 Garut mencatat selama sepekan bisa mencapai 130 ribu orang divaksin.

Secara persentase capaian vaksinasi pada 23 Oktober 2021 sudah mencapai 41 persen untuk dosis satu, atau naik sekitar 14 persen sejak Garut ditetapkan Level 3 PPKM pada 5 Oktober 2021.

Capaian vaksinasi sebesar 41 persen itu tentu menjadikan pemerintah daerah optimistis akan mencapai target pada awal November 2021 sebesar 50 persen masyarakat Garut sudah divaksin yang akhirnya nanti status level Garut berubah menjadi Level 2.

Seperti disampaikan Wakil Bupati Garut Helmi Budiman bahwa dirinya optimistis kembali pada Level 2 PPKM setelah menuntaskan 500 ribu dosis vaksin COVID-19 yang ditargetkan selesai selama satu bulan atau sampai awal November 2021.

Apabila target 500 ribu per bulan bisa tercapai dengan demikian Kabupaten Garut akan kembali masuk ke Level 2, sesuai harapan semua.

Dalam upaya mewujudkan target itu, Pemkab Garut terus menggenjot pelaksanaan vaksinasi di seluruh kecamatan dan sentra-sentra vaksinasi yang digelar oleh instansi lain untuk mempercepat capaian vaksinasi sehingga terwujud kekebalan kelompok.

Gerakan vaksinasi secara massal itu dalam sepekan berhasil menyuntikkan 125 ribu dosis ke berbagai kalangan masyarakat perkotaan maupun di pedesaan.

Jika target setiap sepekan itu tercapai maka dalam satu bulan bisa 500 ribu orang mendapatkan vaksin yang akhirnya secara otomatis Garut kembali pada Level 2 karena capaian vaksinasi sudah 50 persen.

Meski sudah banyak divaksin, Helmi mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga protokol kesehatan seperti rajin cuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak untuk menghindari penularan COVID-19.

Walaupun vaksinasi saat ini terus dilakukan secara masif, namun prokes harus tetap dilaksanakan dan dijaga oleh semua pihak.

Semangat pemerintah menyelenggarakan vaksinasi di setiap daerah tentunya harus disambut baik juga oleh masyarakat sebagai upaya membentuk kekebalan kelompok dalam mengurangi risiko dampak dari wabah COVID-19.

Kondisi pandemi saat ini tidak ada pilihan lain selain menjaga kondisi kesehatan agar tetap prima, mengikuti program vaksin, dan mematuhi anjuran pemerintah dalam menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, tidak berkerumun dan rajin cuci tangan sebagai menjaga kebersihan diri sehingga wabah COVID-19 tidak mudah menyerang pada tubuh manusia.

Baca juga: Bupati Garut ingatkan warga tidak abai prokes saat PPKM Level 2
Baca juga: PPKM di Kabupaten Garut turun jadi Level 2
Baca juga: Garut optimalkan PPKM Darurat agar tidak diperpanjang

Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2021