Benghazi (ANTARA News) - Oposisi Libya pada hari Senin mengatakan bahwa negara itu
akan memulai lagi ekspor minyak Libya yang berhenti saat terjadi demonstrasi anti-pemerintah. Seperti dikutip dari AFP, satu juta barel minyak mentah telah berada dalam kapal tanker untuk tujuan China.
Tanker itu merupakan angkutan minyak mentah pertama yang berlayar dari Libya sejak 19 Februari, setelah pasukan keamanan memulai tindakan keras terhadap demonstran anti-pemerintah.
"Kapal itu akan berangkat ke China dan membawa sekitar satu juta barel" minyak mentah yang telah diproduksi di negara itu sebelum sebagian perusahaan minyak menghentikan operasi mereka pada pekan lalu, kata Fethi Faraj, pemimpin oposisi setempat di Tobruk.
Faraj, yang juga bekerja pada Arabian Gulf Oil Company, mengatakan perusahaan yang sekarang dalam kekuasaan oposisi itu beharap dalam beberapa hari mendatang bisa mengapalkan 600 ribu barel lainnya ke China guna memenuhi kontrak.
Perusahaan itu sebelumnya khawatir kapasitas tempat penyimpanan di terminal-terminal minyak habis terpakai karena penghentian ekspor minyak akibat kekerasan yang terjadi, kata Faraj.
"Kami tidak lagi dalam situasi kritis seperti barau-baru ini. Kami dapat menyimpan lima juta barel, dan kami sekarang menyimpan dua juta barel," katanya.
Sebagian besar dari perusahaan minyak asing di Libya, termasuk Total Prancis dan CNPC China, telah menangguhkan produksi dan mengevakuasi staf mereka karena kekerasan yang terjadi di Libya.
China National Petroleum Corp (CNPC), penghasil penting mintak dan gas China, mengumumkan mereka telah menghantikan produksi dan menarik staf merek karena instalasi mereka mendapat serangan dalam demonstrasi pekan lalu.
Libya yang merupakan salah satu anggota organisasi negara-negara pengekspor minyak OPEC biasanya mengekspor sekitar 1,6 juta barel sehari, 85 persen dari jumlah itu dikirim ke Eropa.
(S008/H-AK)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011