Barangkali mereka mau menduduki Libya

Washington (ANTARA News) - "Semua rakyatku mencintai aku," kata pemimpin Libya Muamar Gaddafi, Senin (28/2), saat ia tak mengacuhkan tekanan global yang meningkat agar ia mundur dari jabatan dan barangkali hidup di pengasingan setelah empat dasawarsa memerintah negerinya.

"Mereka semua mencintai aku. Semua rakyatku mendukung aku. Mereka semua mencintai aku. Mereka bersedia mati untuk melindungi aku," kata pemimpin kawakan Libya tersebut. Ia berbicara dalam bahasa Inggris yang terputus-putus dalam satu wawancara dengan media Barat yang ditayangkan di jejaring berita dunia BBC.

Semua pernyataan itu dan ketidakpedulian pemimpin Libya itu terhadap nasib buruk rakyatnya dikutuk oleh duta besar AS untuk PBB Susan Rice, sebagaimana dikutip dari AFP.

"Itu kedengaran seperti salah pengertian, ketika ia dapat bicara dan tertawa dengan seorang warga negara Amerika dan wartawan internasional sementara ia membunuh rakyatnya sendiri," kata Rice di Gedung Putih. "Itu cuma menggarisbawahi betapa tak layaknya ia untuk memimpin dan betapa terputusnya ia dari kenyataan."

Gaddafi duduk di Tripoli untuk wawancara dengan saluran televisi ABC serta BBC dan The Times of London, sementara para pemimpin dunia meningkatkan tekanan atas rejimnya.

Kemarahan global telah bergolak atas penindasan yang dilakukan Gaddafi terhadap pengunjuk rasa, yang menentang pemerintahnya dan meletus dua pekan sebelumnya setelah kejatuhan pemerintah di Tunisia dan Mesir.

Kekuatan prodemokrasi sekarang menguasai banyak wilayah timur dan utara negara Afrika utara itu. Tapi beberapa kelompok hak asasi manusia menyatakan sedikitnya 1.000 orang telah tewas dalam penindasan tersebut.

Setelah mempertimbangkan reaksi, Amerika Serikat sekarang secara terbuka telah menyeru Gaddafi agar mundur, dan menyatankan dia agar hidup di pengasingan.

Tapi Gaddafi menyerang balik, dan mengatakan ia telah dibuat kecewa oleh Amerika Serikat.

"Itu pengkhianatan, mereka tak memiliki moral. Saya terkejut bahwa kami memiliki persekutuan dengan Barat untuk memerangi Al Qaida, dan saat kami sekarang sedang memerangi teroris, mereka meninggalkan kami," kata Gaddafi, sebagaimana dikutip televisi ABC.

"Barangkali mereka mau menduduki Libya," kata pemimpin Libya tersebut sebagaimana dikutip ABC. Ditambahkannya, Gaddafi telah berkeras ia tak bisa meletakkan jabatan sebab ia bukan presiden dan juga bukan raja.

Ia juga menantang mereka yang telah menyatakan ia telah menyimpan uang di luar negeri agar memberi bukti tentang dana semacam itu dan mengatakan ia akan "mencolok mata mereka", demikian laporan BBC.

Wartawan BBC Jeremy Bowen mengatakan wawancara itu telah diadakan di satu restoran di ibu kota Libya, Tripoli, dan Gaddafi kelihatan tenang selama wawancara berlangsung.

Gaddafi juga menduga orang yang telah turun ke jalan berada di bawah pengaruh obat-obatan yang dipasok oleh "orang luar". Ia menambahkan rakyat telah merampas senjata dan pendukungnya mendapat perintah agar tak menembak.

"Itu pekerjaan Al-Qaida," kata Gaddafi kepada Bowen. "Mereka memasuki pangkalan militer dan merampas senjata dan mereka menteror rakyat."
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011