Semarang (ANTARA) - Sekitar 200 warga masih mengungsi di beberapa titik pengungsian pascagempa bumi yang melanda wilayah Ambarawa, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah dan sekitarnya sejak Sabtu (23/10) hingga Minggu (24/10).
Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol.Ahmad Luthfi mengecek langsung kondisi pengungsi yang hampir sebagian merupakan anak-anak itu di Desa Pojoksari, Kecamatan Ambarawa.
Dalam kunjungannya, Kapolda Ahmad ingin memastikan protokol kesehatan tetap jalankan meski berada di lokasi pengungsian.
Baca juga: Banyubiru, Ambarawa, dan Salatiga hadapi 32 kali gempa sangat dangkal
"Meskipun di tempat pengungsian, protokol kesehatan harus tetap jalan," katanya.
Menurut dia, para warga ini hanya merasa trauma akibat guncangan gempa.
Sementara Kepala BPBD Kabupaten Semarang Heru Subroto mengatakan selain di Desa Pojokdari, tenda juga disiapkan di halaman RSUD Ambarawa untuk mengantisipasi warga yang trauma.
Adapun dari hasil pendataan, lanjut dia, terdapat 33 rumah warga yang terdampak guncangan gempa dua hari terakhir ini.
"Tidak roboh, hanya retakan," katanya.
Sebelumnya diberitakan, BMKG mencatat terjadi rentetan gempa Bumi di Salatiga, Banyubiru, Bawen, dan Ambarawa Provinsi Jawa Tengah sejak Sabtu (23/10) dinihari pukul 00.32 WIB yang dipicu oleh sesar aktif.
Episenter gempa terletak pada koordinat 7,296 LS dan 110,38568 BT tepatnya di darat pada jarak 13 km arah Barat laut Kota Salatiga dengan kedalaman hiposenter 6 km.
Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa gempa memiliki magnitude 3,0 diikuti tujuh kali rentetan gempa susulan (aftershocks), dengan magnitudo 2,9 kemudian 2,5 selanjutnya 2,5 lalu 2,6 dan 2,1 serta 3,0 dan 2,7 yang terjadi pukul 6.44.56 WIB.
BMKG mencatat setidaknya 31 gempa susulan yang terjadi hingga Minggu siang.
Baca juga: Gubernur Jateng minta warga pegunungan siaga gempa pergerakan sesar
Baca juga: Konjen RRT di Denpasar sumbang korban gempa di Karangasem-Bangli
Pewarta: Immanuel Citra Senjaya
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2021