Salah satu yang paling istimewa adalah penarinya didatangkan dari daerah asal kesenian ini yaitu Minangkabau, sedangkan batu dan tanah untuk memasak diambil dari lereng Gunung Merapi

Yogyakarta (ANTARA News) - Bajamba Gadang, pesta besar memasak sambil menari yang hampir tidak pernah lagi dipentaskan di daerah asalnya, Minangkabau, Senin malam ditampilkan di Yogyakarta oleh seniman dan pelaku kuliner Martion dengan dukungan 60 penari dan koki.

Bajamba Gadang merupakan salah satu pertunjukan yang besar dengan koreografi yang menggambarkan peristiwa upacara adat masyarakat Minangkabau yang dimeriahkan melalui tari, musik dan sajian kuliner," kata Martion.

Menurut dia, Bajamba Gadang merupakan upacara adat yang melibatkan seni, hubungan sosial dan selera makan, dimana terdapat beberapa hal yang istimewa, di antaranya memadukan masakan nusantara dan internasional dengan setting tempat rumah gadang dan tungku tiga kaki, serta musik.

"Salah satu yang paling istimewa adalah penarinya didatangkan dari daerah asal kesenian ini yaitu Minangkabau, sedangkan batu dan tanah untuk memasak diambil dari lereng Gunung Merapi," katanya.

Ia mengatakan pementasan Bajana Gadang ini juga dalam rangka mendukung recovery pascabencana erupsi Gunung Merapi, dan wujud kecintaan terhadap "Yogyakarta Memang Istimewa", serta peningkatan kualitas kebudayaan terhadap karakter bangsa.

"Ini adalah bagian dari memori kehidupan yang dituangkan dalam bentuk pergelaran tari dan kuliner, api adalah simbol pembakar semangat `keistimewaan` itu," katanya.

Melalui kegiatan ini, ia berharap ada citra kedamaian yang tercipta melalui gerakan dan keindahan seni dalam keistimewaan Yogyakarta, sehingga mempertahankan tradisi dengan keistimewaannya yang menyatu dengan alam semesta.

Martion mengatakan tarian ini baru pertamakali dipentaskan di Indonesia, dan ini diharapkan dapat menjadi pemicu kebangkitan tarian di Minangkabau. "Saat ini tarian tersebut nyaris tidak pernah lagi dipentaskan di Minangkabau," katanya.

Pentas seni tradisi yang diawali tari persembahan selamat datang di dalam kolam dan di atas tungku api itu, dipromotori Prof Sumandiyo Hadi, Prof Sardono W Kusumo, pakar kuliner nasional Willyam Wongso, dengan setting tempat dipercayakan kepada Dr Timbul Raharjo serta Emmy Sasanty.
(V001/M008)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011