Jakarta (ANTARA News) - Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar, Theo L Sambuaga mengimbau Sekretaris Kabinet Dipo Alam dan Media Group yang menerbitkan Suratkabar Media Indonesia serta Televisi Berita Metro TV agar menempuh jalan damai.
"Pihak Dewan Pers sebaiknya menginisiasi dan memediasi jalan damai itu, dengan mengemukakan sejumlah alasan obyektif bagi upaya menegakkan kemerdekaan serta kebebasasn pers yang mendukung dinamika kemajuan berbangsa yang demokratis," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Senin.
Memang, menurutnya, sebelum persoalan ini mengemuka dan diangkat terus menerus oleh berbagai media, seolah Dipo Alam terkesan telah berbuat arogan dengan menginstruksikan kepada semua instansi negara agar melakukan pemboikotan terhadap pers yang menjelek-jelekkan pemerintah.
"Tetapi kemudian kan kita mengikuti ada penjelasan dan klarifikasi dari Saudara Dipo Alam, bahwa tak ada kata boikot, dan yang bersangkutan pun tak mengharamkan kritik. Ini sudah langkah maju," ujar mantan Ketua Komisi I DPR RI (bidang Informasi dan Komunikasi) ini.
Theo Sambuaga yang merupakan senior Dipo Alam di Universitas Indonesia (UI), juga mengingatkan para pihak untuk lebih elegan maju bersama mencari solusi, serta jalan damai.
"Dewan Pers adalah sarana tepat untuk menuju solusi dan jalan damai bersama tersebut. Lalu ada kesepakatan baru yang lebih dinamis serta kondusif untuk kepentingan bersama membangun kehidupan demokrasi lebih baik," tandasnya.
Sebab, menurut Theo Sambuaga, kita sudah sepakat, dan ini merupakan komitmen nasional, negeri ini akan terus menegakkan kemerdekaan serta kebebasan pers.
"Tak akan ada lagi aral untuk itu. Dan jika ada pihak yang coba-coba kembali ke pola rezim otoritarian dengan membungkan pers, itu harus dilawan," tegas mantan Presiden Komisi Politik dan Perlucutan Senjata Uni Parlemen Sedunia (`Inter-Parliamentary Union, IPU`) ini.
Sebagaimana diketahui, baik Theo Sambuaga maupun Dipo Alam, begitu populer ketika di masa masing-masing menjadi pimpinan Dewan Mahasiwa (Dema) Univesitas Indonesia (UI).
Theo Sambuaga dkk, termasuk Hariman Siregar menjadi tokoh yang terlibat Gerakan `Malari` atau malapetaka Limabelas Januari 1974.
Lalu, Dipo Alam dkk, merupakan salah satu aktivis mahasiwa yang tampil sesudah itu, yakni pada angkatan 1976, di antaranya mendukung calon presiden alternatif, Ali Sadikin.
Akibat gerakan-gerakan itu, baik Theo Sambuaga maupun Dipo Alam pernah berurusan dengan penahanan pihak aparat pada rezim Orde Baru.(*)
(ANT/M036)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011