Titik semburan gas ini terjadi secara spontan, bukan karena adanya aktivitas penambanganPalu (ANTARA News) - Dinas Perindustrian, Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Tolitoli, Sulawesi Tengah telah mengirimkan sampel lumpur panas di Tolitoli ke Kementerian ESDM di Jakarta.
"Sampelnya sudah kami kirim ke Jakarta sekaligus laporan tertulis ke Kementerian ESDM," kata Kepala Dinas Perindustrian dan ESDM Tolitoli, Budhi Kathiandago, yang dihubungi dari Palu, Senin.
Budhi mengatakan, laporan tersebut juga meminta Kementerian ESDM agar melakukan penelitian lapangan. Dalam laporan tersebut disebutkan terjadi semburan gas disertai air panas dan lumpur berwarna putih keabu-abuan di beberapa titik di Dusun IV Betengon, Desa Malala, Kecamatan Dondo, Kabupaten Tolitoli.
Lokasi semburan gas terjadi di tiga tempat, di antaranya terletak di kebun masyarakat dan pada pinggiran sungai Betengon Desa.
Tiga titik lokasi semburan tersebut terletak pada koordinat 120"31"28.2" bujur timur dan 0"45"30 lintang utara, 120"31"28.3" bujur timur dan 0"45"29.2" lintang utara, 120"31"28.1" bujur timur dan 0"45"26.4" lintang utara.
Budhi mengatakan untuk bisa mencapai titik semburan dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat dengan jarak 90 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2,5 jam perjalanan.
Dari jalan poros trans Sulawesi ke titik lokasi ditempuh dengan jalan kaki melewati areal persawahan dan perkebunan kakao serta kelapa masyarakat sekitar dua kilometer.
Situasi Terkini
Budhi mengatakan, hasil pengamatan menyebutkan bahwa dua titik semburan yang terletak di pinggir sungai Malala, terlihat relatif kecil, yang secara visual tampak berupa gelembung-gelembung yang timbul pada arus air sungai.
Pada beberapa tempat di sekitar titik semburan, tanah dan dasar sungai yang berjarak antara 15 hingga 50 meter dari titik semburan jika dipijak terasa panas.
Satu titik semburan yang berjarak sekitar 100 meter dari dua titik semburan yang lain (120`31`28.1` bujur timur dan 0`45`26.4` lintang utara), ukurannya relatif lebih besar, dan titik semburan ini selain mengeluarkan asap berwarna putih dan berbau khas, juga mengeluarkan air panas bercampur material yang berwarna putih keabu-abuan.
"Titik semburan gas ini terjadi secara spontan, bukan karena adanya aktivitas penambangan," kata Budhi.
Budhi mengakui di Kecamatan Dondo saat ini terdapat aktivitas penambangan emas secara liar oleh masyarakat, namun jaraknya relatif jauh dari titik semburan.
Budhi mengatakan, di sekitar areal semburan telah dipasangi pagar pengaman dan masyarakat sekitarnya diminta tidak terlalu dekat dengan titik-titik semburan.
"Mengingat keterbatasan kemampuan dan peralatan, kami mohon Kementerian ESDM dapat melakukan penelitian dan menindak lanjuti terjadinya semburan gas itu," kata Budhi.
(A055/S022)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2011