Indonesia menjadi negara maju terbesar ketiga di dunia yang pertumbuhan ekonominya tinggi

Jakarta (ANTARA) - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah menyatakan rasa optimistisnya dan meyakini bahwa Indonesia dapat meraih bonus demografi dan menjadi negara maju dengan kedisiplinan dan etos kerja yang tinggi.

"Saya percaya dan yakin bonus demografi akan kita raih dan kita akan masuk menjadi negara maju di tahun 2045 kalau kita mempersiapkan dengan baik," kata Menaker Ida dalam pernyataan resmi yang diterima di Jakarta pada Senin.

Ida menjelaskan bahwa Indonesia memiliki jumlah penduduk yang banyak dan didominasi usia produktif antara 14-64 tahun, dengan jumlahnya masyarakat kategori produktif mencapai 70 persen dari total penduduk.

Faktor tersebut membuat Indonesia berpotensi mendapatkan bonus demografi yang puncaknya terjadi pada 2030, dengan serangkaian persyaratan di antaranya penduduk yang masuk kategori usia produktif memiliki kedisiplinan dan etos kerja yang tinggi.

Baca juga: Kemnaker tingkatkan kompetensi calon pekerja sambut bonus demografi

Baca juga: Menaker: SDM usia produktif harus disiapkan untuk Bonus Demografi

Ida menegaskan bahwa jumlah usia produktif yang ada di Indonesia merupakan anugerah yang harus dimanfaatkan dengan baik, sehingga menjadi bonus demografi dan bukan sebaliknya menjadi bencana demografi.

Menyoroti bahwa tidak semua negara mendapatkan dan sukses memanfaatkan bonus demografi, Ida mengatakan bahwa negara yang berhasil mendapatkannya bergerak menjadi negara maju seperti Jepang, China dan Korea Selatan.

Karena itu, jika Indonesia berhasil meraih bonus demografi tersebut maka asa untuk menjadi negara maju pada 2045 atau 100 tahun setelah kemerdekaan, dapat terwujud.

"Nantinya Indonesia menjadi negara maju terbesar ketiga di dunia yang pertumbuhan ekonominya tinggi, yang tidak ada orang miskin di Indonesia, yang kemiskinannya nol persen," tutur Ida.

Baca juga: BPS: Optimalisasi bonus demografi penting untuk pertumbuhan ekonomi

Baca juga: Guru Besar FEB UI: Bonus demografi bisa intervensi pembangunan manusia

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021