Jakarta (ANTARA) - Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) akan menyampaikan pandangan mengenai tiga agenda utama yaitu ekonomi dan kesehatan global, perubahan iklim dan lingkungan, serta pembangunan berkelanjutan di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Roma, Italia, pada 30-31 Oktober 2021.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, usai bertemu Presiden Jokowi di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin, mengatakan Presiden juga diundang secara khusus untuk menjadi pembicara pada side event (acara sela) KTT Group of 20 (G20) yang membahas upaya dan kebijakan untuk mendukung UMKM, yang dimiliki oleh perempuan pebisnis.

Presiden Jokowi juga akan menerima Keketuaan atau Presidensi G20 dari Italia untuk satu tahun ke depan.

“"KTT G20 dinilai sangat penting bagi Indonesia karena Bapak Presiden yang akan menerima keketuaan G20 dari Italia untuk setahun ke depan," ujarnya.

Serah terima dari Italia kepada Indonesia akan dilakukan pada hari kedua KTT yakni 31 Oktober 2021, dan Presidensi Indonesia di G20 akan dimulai per 1 Desember 2021.

Di sela KTT G20, Retno mengatakan Presiden Jokowi mendapat banyak permintaan untuk pertemuan bilateral.

Baca juga: Presiden: KTT G20 jadi "showcase" kemampuan Indonesia tangani pandemi

Baca juga: Yellen cari kesepakatan pajak minimum perusahaan global di KTT G20


"Terdapat cukup banyak permintaan pertemuan bilateral, saat ini kami terus mencocokkan waktu yang tepat bagi Presiden dan pemimpin lainnya untuk dapat melakukan pertemuan bilateral," tutur Retno.

Kunjungan Presiden Jokowi ke KTT G20 Roma, Italia, dilakukan setelah mengikuti Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke-38 dan 39 yang digelar pada 26-28 Oktober 2021. KTT ASEAN pada akhir Oktober 2021 ini merupakan KTT pertama di bawah Keketuaan Brunei Darussalam.

"KTT ke-38 akan diselenggarakan back to back dengan KTT ke-39 dan seluruh rangkaian acara akan dilakukan secara virtual," ujar Retno.

Setelah dari KTT G20 Roma, KTT berikutnya yang akan dihadiri oleh Presiden adalah KTT Perubahan Iklim atau COP26 World Leaders Summit yang akan diselenggarakan pada tanggal 1-2 November 2021 di Glasgow.

Dalam pertemuan yang akan dipimpin langsung oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson tersebut, diperkirakan 120 kepala negara dan kepala pemerintahan akan hadir, termasuk Presiden Jokowi yang akan menyampaikan national statement dan pernyataan bersama negara-negara kepulauan dan pulau kecil yang tergabung di dalam Archipelagic and Island States (AIS) Forum.

"Pada COP26 nanti juga akan terdapat paviliun Indonesia yang dikelola oleh Kementerian LHK. Paviliun ini akan menunjukkan berbagai pencapaian dan peluang kerja sama yang ditawarkan Indonesia dalam penanganan perubahan iklim," ucap Retno.

Selain menghadiri berbagai kegiatan tingkat tinggi di ASEAN, G20 dan COP26 , Presiden Jokowi juga akan melakukan kunjungan bilateral ke Uni Emirat Arab (UEA).

Baca juga: Krisis kemanusiaan jadi fokus utama saat KTT G20 Afghanistan

Baca juga: Presiden Korea Selatan akan hadiri COP26 dan KTT G20

Di UEA, Presiden akan melakukan sejumlah pertemuan, mulai dari pertemuan dengan Putra Mahkota Mohammed bin Zayed (MBZ) di Abu Dhabi, pertemuan dengan Emir Dubai Mohammed bin Rashid (MBR) di Dubai, hingga pertemuan dengan sejumlah pengusaha bisnis yang ada di UEA.

"Bapak Presiden juga direncanakan akan mengunjungi paviliun Indonesia pada Dubai Expo," ujar Retno.

Retno menjelaskan bahwa saat ini sejumlah kerja sama di tingkat antar-pemeirntah (government to government/G2G) ataupun kerja sama bisnis (business to business/B2B) masih terus dibahas dan dinegosiasikan untuk dapat dijadikan hasil dari kunjungan Presiden ke Dubai dan Abu Dhabi.

Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2021