Dengan investasi senilai 400 juta dolar AS, masuknya ADIA akan meningkatkan valuasi bisnis GoTo, yang saat ini mencapai 30 miliar dolar AS.
"Ini menunjukkan adanya confidence investor atas valuasi dan rencana IPO GoTo, sehingga mereka berani untuk menyuntikan investasinya. Yang kedua, keyakinan bahwa IPO itu akan sukses," ujar Agus dalam keterangan di Jakarta, Senin.
Melalui penggalangan dana pra-IPO, GoTo dikabarkan membidik jumlah investasi sekitar 1,5 miliar dolar AS hingga 2 miliar dolar AS. Dengan dana sebesar itu, GoTo bakal memiliki likuiditas jumbo pasca-IPO yang rencananya dilakukan pada awal tahun depan.
Baca juga: GoTo siap dorong pemulihan ekonomi melalui digitalisasi
Menurut Agus, keberhasilan pra-IPO GoTo akan meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan teknologi itu di pasar modal. Pasalnya, GoTo sebagai ekosistem digital memiliki model bisnis yang berbeda dibandingkan emiten yang sudah ada.
Terlebih, GoTo didukung oleh jutaan pelaku usaha yang menciptakan transaksi ekonomi ratusan triliun rupiah setiap tahunnya.
"Secara umum kalau dilihat dari sisi ekonomi, IPO GoTo akan menguntungkan. Akan banyak investor yang berinvestasi di perusahaan-perusahaan teknologi dengan model bisnis yang kuat seperti GoTo. Yang terpenting dengan GoTo menjadi perusahaan publik hal itu akan menjadikan perusahaan lebih transparan dan proses bisnisnya semakin baik," kata Agus.
Sementara itu, Reuters memperkirakan valuasi GoTo sudah mencapai 32 miliar dolar AS. Valuasi tersebut merupakan lompatan besar mengingat saat melakukan kolaborasi bisnis Mei lalu, valuasi Gojek dan Tokopedia baru sekitar 18 miliar dolar AS. Reuters menilai masuknya sovereign wealth fund (SWF) sekelas ADIA akan sangat strategis bagi IPO GoTo.
Baca juga: GoTo Financial tingkatkan peluang bisnis UMKM ritel lewat KONTAG
Sebelumnya GoTo Group telah menandatangani perjanjian dengan anak usaha Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), yang menjadikan ADIA memimpin penggalangan dana pra-IPO GoTo dengan investasi sebesar 400 juta dolar AS. Transaksi tersebut menjadi investasi pertama oleh Departemen Private Equities ADIA ke dalam perusahaan teknologi Asia Tenggara dan sekaligus investasi terbesarnya di Indonesia.
"Kami bangga menyambut ADIA sebagai investor terbaru di perusahaan dan yang pertama dalam penggalangan dana pra-IPO kami, selagi kami menyiapkan bisnis untuk pertumbuhan eksponensial untuk tahun-tahun mendatang. Dukungan dengan skala seperti ini menegaskan keyakinan kami bahwa Indonesia dan Asia Tenggara akan menjadi tujuan besar selanjutnya untuk investasi teknologi," kata CEO GoTo Group Andre Soelistyo.
Andre menambahkan, perseroan selalu meyakini bahwa kesuksesan datang selama tetap berkomitmen dalam menjalankan misi memberdayakan kemajuan, dengan fokus meningkatkan taraf hidup dan membantu untuk membangun mata pencaharian di negara-negara tempat beroperasi.
Baca juga: ADIA berminat bangun Bandara di Sabang Aceh
Baca juga: UAE umumkan investasi sebesar 10 miliar dolar AS ke Indonesia
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2021