Pangkalpinang (ANTARA) - Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyatakan 1.167 dari 1.189 unit tempat tidur di 98 Isolasi Terpusat (Isoter) belum terisi pasien COVID-19, seiring kasus harian di daerah itu yang semakin melandai.
"Hari ini hanya 22 tempat tidur yang terisi pasien COVID-19, sementara 1.167 BOR belum terpakai," kata Sekretaris Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa di Pangkalpinang, Senin.
Baca juga: Lokasi isolasi terpusat di Babel rawat 441 pasien COVID-19
Ia menjelaskan 1.167 tempat tidur yang belum terpakai pasien COVID-19 tersebar di Isoter Provinsi Kepulauan Babel 120 unit, Pangkalpinang 20, Bangka Tengah 156, Bangka Selatan 90, Bangka Barat 269, Bangka 157, Belitung 159 dan Belitung Timur 196 unit.
Sementara itu, 22 unit BOR yang terpakai pasien COVID-19 tersebar di Pangkalpinang 10, Bangka Barat 4, Bangka 4 dan Belitung 4 unit tempat tidur.
"Saat ini 22 dari 200 pasien aktif COVID-19 menjalani isolasi di Isoter, sementara 125 pasien lainnya menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing dan sisanya menjalani karantina di rumah sakit rujukan ," katanya.
Menurut dia, keberadaan dan penyediaan fasilitas isoter saat ini menjadi perihal urgen sebagai bentuk pelayanan kesehatan kepada masyarakat, terutama sebagai upaya untuk memastikan kasus COVID-19 bisa dikendalikan dan ditekan serta memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
"Saat ini ruang isolasi dan tempat tidur pasien COVID-19 di isoter banyak yang kosong. Oleh karena itu, warga terkonfirmasi virus corona isoman ini bisa segera pindah ke isoter, karena memiliki sarana dan prasana yang memadai," katanya.
Baca juga: Pasien COVID-19 di Babel berkurang 39 jadi 233 orang
Baca juga: Satgas: Tiga kabupaten di Babel nol kasus COVID-19
Ia berharap meski kasus COVID-19 sudah mengalami penurunan, masyarakat wajib tetap menjalankan protokol kesehatan dan mengikuti vaksinasi COVID-19 ini.
"Kita berharap masyarakat untuk selalu mengikuti aturan yang ditetapkan pemerintah. Jangan sampai kasus ini kembali meningkat, karena kelalaian masyarakat untuk menjalankan vaksinasi dan prokes," katanya.
Pewarta: Aprionis
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2021