Ini merupakan tuntutan paling langsung Obama agar Kadhafi lengser. Obama menyampaikan pernyataan itu ketika berbicara melalui telepon dengan Kanselir Jerman, Angela Merkel guna mengkoordinasikan respon mereka terhadap krisis tersebut, kata Gedung Putih, seperti dilaporkan AFP.
"Presiden menyatakan bahwa jika alat seorang pemimpin untuk terus berkuasa adalah harus dengan menggunakan kekerasan massal terhadap rakyatnya sendiri, dia telah kehilangan legitimasinya untuk memerintah dan perlu melakukan apa yang benar bagi negaranya dengan pergi sekarang," katanya.
Beberapa jam kemudian, Dewan Keamanan PBB memberikan suara bulat untuk memerintahkan suatu penyelidikan kejahatan terhadap kemanusiaan, embargo senjata dan larangan bepergian dan pembekuan aset-aset Kadhafi, keluarganya dan kalangan dalam.
Resolusi tersebut menyebutkan "pelanggaran nyata dan sistematis terhadap hak asasi manusia, termasuk penindasan terhadap demonstrasi damai" dan hasutan untuk berselisih dan kekerasan "dari tingkat teratas pemerintahan Libya."
Resolusi PBB itu tidak menuntut pencopotan Kadhafi dari tampuk kekuasaan, sesuatu yang Obama juga hindari selagi warga negara AS sedang dievakuasi dari Libya.
Namun presiden dan Menteri Luar Negeri Hillary Clinton berubah arah dengan tajam Sabtu dalam pernyataan-pernyataan selanjutnya.
"Moammar Qadhafi telah kehilangan kepercayaan dari rakyatnya dan dia harus pergi tanpa tumpah darah dan kekerasan lebih jauh," kata Clinton.
Putra pemimpin Libya, Seif al-Islam Kadhafi, sebelumnya mengatakan kepada televisi Al-Arabiya bahwa krisis telah membuka jalan menuju perang saudara."
Karena hambatan makin dalam, ribuan pekerja asing berusaha lari dari negara itu dan kedutaan besar-kedutaan besar menutup pintu mereka. Perserikatan Bangsa Bangsa memperkirakan bahwa lebih dari 1000 orang sipil telah tewas sejauh ini.
Gedung Putih mengatakan Obama dan Merkel "mendiskusikan cara-cara yang tepat dan efektif bagi komunitas internasional untuk menanggapi hal ini.
Jumat, Obama mengumumkan sanksi bulat terhadap Kadhafi dan kalangan dalamnya dalam upaya yang dimaksudkan untuk mendorong pembelotan dan menyingkirkan loyalis yang membela kekuasaan 42 tahun Libya.
Ini termasuk perintah untuk menyita aset keluarga Kadhafi di Amerika Serikat, menangguhkan penjualan militer, dan larangan bepergian kepada para pejabat rejim.
Clinton mengatakan dia telah menandatangani perintah untuk mencabut visa AS para pejabat Libya dan lainnya yang terlibat kekerasan terhadap sipil. Dia mengatakan visa baru akan ditolak karena masalah kebijakan.
Badan intelijen AS, sementara itu, diperintahkan untuk mengumpulkan informasi tentang kekejaman yang dapat dipakai sebagai bukti, dan sistem keuangan AS diminta untuk mengawasi pergerakan dana dari Libya.
(ANT/K004)
Pewarta: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011