Saatnya Medan jadi kota berbudaya. Bisa bermula dari titik nol kilometer Lapangan Merdeka
Medan (ANTARA) - Budayawan Sumatera Utara, Suyadi San, menilai revitalisasi Lapangan Merdeka Medan bukan saja mengembalikan ruang terbuka kota bersejarah, tetapi melahirkan ruang budaya.
"Saya setuju revitalisasi Lapangan Merdeka, karena juga melahirkan ruang ide, seni, dan budaya. Bahkan menurut saya, itu wajib dilakukan," ujar Suyadi San di Medan, Ahad.
Baca juga: Pradesain revitalisasi Lapangan Merdeka Medan telah selesai
Program revitalisasi lapangan bersejarah merupakan salah satu janji kampanye ini, lanjut dia, juga memberikan ruang-ruang pembangunan, khususnya budaya di kota yang multikultural ini.
Menurutnya Lapangan Merdeka bisa menjadi satu paket wisata sejarah, wisata religi dan wisata budaya, karena semua aset sejarah merupakan warisan tidak ternilai bagi kaum milenial.
Baca juga: KSP dorong percepatan revitalisasi Lapangan Merdeka Medan
"Ekosistem kebudayaan, baik budaya benda atau tak benda, bisa ditata dan dibangun. Adanya Masjid Arab dan Masjid Lama di Kesawan menandakan sejak dahulu tempat ini sangat religius," ucap dia.
Budayawan yang juga dikenal sastrawan dan dramawan ini, menyarankan agar seni dan budaya Islam yang melekat di Suku Melayu bisa dijadikan komoditas revitalisasi.
Baca juga: Akademisi: Perbaikan infrastruktur di Medan potensi sejajar kota besar
"Indah sekali, jika hal ini menjadi komoditas revitalisasi Lapangan Merdeka maupun kawasan Kesawan," terangnya.
Ia mengharapkan supaya aparatur Pemkot Medan dapat melatih diri untuk melayani secara prima guna mewujudkan ruang ide, seni, dan budaya revitalisasi.
Begitu juga dengan pegiat seni dan budaya dapat melahirkan karya bernilai budaya lokal.
"Saatnya Medan jadi kota berbudaya. Bisa bermula dari titik nol kilometer Lapangan Merdeka," ujar Suyadi.
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021