Jakarta, 26/2 (ANTARA) - Indonesia sekarang ini telah menjadi negara penghasil rumput laut terbesar di dunia,menggeser dominasi Filipina. Untuk mengantisipasi peningkatan produksi, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengembangkan usaha rumput laut secara terpadu dari hulu sampai hilir. Minapolitan berbasis komoditas rumput laut merupakan salah satu upaya untuk mengintegasikan industri ini. Disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan, Fadel Muhammad pada acara Peresmian Depo Rumput Laut dan Pabrik Rumput Laut dan Sentra Pengolahan Ikan Roa Asap Luwuk Banggai di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah hari ini (25/2).
Keberadaan depo rumput laut ini merupakan bagian penting dari sistem pembangunan industri rumput laut dan persyaratan minapolitan industri rumput laut, lanjut Fadel. Musim tanam dan panen rumput laut sangat dipengaruhi oleh cuaca. Selain menanam,juga diperlukan panas matahari untuk pengeringan rumput laut. Depo ini dapat dimanfaatkan sebagai gudang untuk tempat penyimpanan rumput laut sehingga dapat menjaga fluktuasi harga dan menjamin budidaya komoditas ini dilakukan secara berkelanjutan.
Belajar dari pengalaman komoditas lainnya, KKP beberapa hari lalu melakukan kesepakatan bersama dengan menggandeng 5 kementerian dalam hal sinergitas kegiatan pengembangan rumput laut untuk percepatan pembangunan ekonomi masyarakat. Salah satu Kementerian yang digandeng adalah Kementerian Perdagangan untuk dapat memfasilitasi pemanfaatan gudang yang dimiliki swasta, disamping melakukan ikut serta melakukan intervensi harga rumput laut sehingga tidak mengalami fluktuasi harga.
Produksi rumput laut Indonesia pada tahun 2010 adalah sebesar 3,082 juta ton, meningkat dibandingkan produksi tahun 2009 sebesar 2,574 juta ton. Sementara itu, KKP tengah menyiapkan 60 klaster rumput laut untuk merealisasikan target produksi sebesar 10 juta ton pada tahun 2014. Disamping menggenjot produksi, KKP terus berusaha meningkatkan nilai tambah rumput laut dengan melakukan pengolahan rumput laut menjadi beberapa turunan (derivatifnya) sebelum dijual.
Dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Parigi Moutong, Fadel juga meresmikan Sentra Pengolahan ikan Roa Asap. Sentra yang terletak di Luwuk-Banggai merupakan salah satu upaya untuk mengamankan produksi hasil tangkapan ikan roa nelayan setempat. Sebagai mata rantai, keberadaan sentra pengolahan ikan tidak dapat dipisahkan dengan produksi olahan skala UMKM menuju produk perikanan yang efesien, memiliki jaminan mutu dan keamanan pangan, serta berdaya saing.
Untuk keterangan lebih lanjut silakan menghubungi Dr. Yulistyo Mudho, M.Sc, Kepala Pusat Data Statistik dan Informasi, Kementerian Kelautan dan Perikanan, (HP. 0811836967)
Pewarta: Masnang
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2011