Yang ditakutkan cuma satu, waktu kita mengadakan di sini aja
Bogor (ANTARA) - Ketua Umum PP Perbasi Danny Kosasih mengaku tidak terlalu memusingkan sanksi yang dijatuhkan Badan Anti-Doping Dunia (WADA) terhadap bola basket Indonesia dan meyakini permasalahan itu bisa segera diselesaikan lewat inisiatif-inisiatif pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Secara pribadi, Danny hanya khawatir apabila sanksi WADA berdampak panjang terhadap Indonesia saat menjadi tuan rumah Piala FIBA Asia 2021 --yang penyelenggaraanya diundur ke tahun depan-- serta Piala Dunia 2023.
"Saya kok merasa enggak ada apa-apa ya seharusnya ya, karena itu kan hubungan antara institusi dengan negara, tidak ada hubungan dengan kami Perbasi maupun FIBA ya," kata Danny ditemui di sela Rapat Pleno & Hari Ulang Tahun ke-70 Perbasi di Robinson Cisarua Resort, Bogor, Sabtu.
Baca juga: Presiden minta persoalan sanksi WADA segera diselesaikan
"Pakai nama Indonesia masih boleh kok, cuma mungkin bendera saja enggak boleh dikerek ketika menang.
"Yang ditakutkan cuma satu, waktu kita mengadakan di sini aja. Kalau kita ke luar, menurut saya tidak ada perbedaan, mereka masih welcome," ujarnya menambahkan.
Keyakinan Danny antara lain terbukti dengan respon positif yang didapatkan Perbasi atas rencana pengadaan pemusatan latihan (TC) tim nasional bola basket putra ke Amerika Serikat.
"Kami kontak sama Amerika mereka bilang tidak apa-apa, datang saja," katanya.
Keyakinan serupa disuarakan oleh Sekretaris Jenderal PP Perbasi Nirmala Dewi yang mengakui kekhawatirannya berbarengan dengan kepercayaan atas langkah Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali melakukan tim akselerasi dan investigasi terkait sanksi WADA.
Baca juga: Perbasi puji inisiatif Menpora bentuk tim pembebasan sanksi WADA
"Terkait WADA pada intinya kami mendukung apa yang sedang dilakukan Menpora. Memang betul ada kekhawatiran, tapi kami percaya sama Pak Menpora dan tim yang dibentuk kemarin," kata Nirmala.
"Mudah-mudahan kepercayaan itu membuahkan hasil baik," ujarnya melengkapi.
Sebelumnya, dampak sanksi WADA yang dijatuhkan kepada Indonesia terkait ketidakpatuhan Lembaga Anti-Doping Indonesia (LADI) memenuhi ambang batas minimal sampling terlihat dengan dilarangnya Sang Saka Merah Putih dikibarkan dalam seremoni kemenangan tim Piala Thomas di Denmark.
Menpora membentuk tim akselerasi dan investigasi untuk melancarkan alur komunikasi antara LADI dengan WADA.
Baca juga: Perbasi jelaskan alasan pilih AS jadi lokasi TC timnas basket putra
Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2021