Yogyakarta (ANTARA News) - Konferensi Internasional Pemuda di Yogyakarta yang dihadiri 144 pemuda dari 37 negara menghasilkan 32 rekomendasi penanganan perubahan iklim dan lingkungan untuk setiap negara di dunia, yang dituangkan dalam "Yogyakarta Youth Declaration".
"Isi rekomendasi antara lain mendesak setiap negara mengembangkan sumber energi berkelanjutan dan mempromosikan penggunaan energi terbarukan, seperti energi surya, panas bumi, dan energi angin," kata peserta dari Indonesia Gina Karina saat membacakan rekomendasi hasil Konferensi Internasional Pemuda 2011, Jumat.
Selain itu, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan melalui media, kurikulum pendidikan, dan kegiatan pemuda dalam mendukung kepedulian pada lingkungan.
"Pemerintah juga perlu mendukung proyek-proyek konservasi berbasis masyarakat, sumber daya alam, pembangunan daerah, teknologi hijau, energi bersih, dan memberikan alternatif sumber pendapatan bagi masyarakat yang paling rentan akibat perubahan iklim," katanya.
Ia mengatakan masing-masing negara perlu mendorong pengembangan kebijakan konservasi yang memperhitungkan kebutuhan masyarakat miskin dan terpinggirkan.
Setiap negara juga diharapkan menetapkan pajak berbasis insentif kepada perusahaan untuk mendanai proyek lingkungan dan sosial bagi masyarakat yang terkena dampak dan rentan.
Negara juga diharapkan untuk memperkuat kerja sama antara pemerintah dan swasta, melakukan pengelolaan hutan lestari dalam rangka melestarikan sumber daya hutan dengan mempertimbangkan peran hutan untuk kesejahteraan umat manusia.
"Hal itu dilakukan melalui mitigasi, beradaptasi dengan perubahan iklim, dan membuat kerangka hukum yang memperhatikan masyarakat adat dan kearifan masyarakat lokal," katanya.
Ia mengatakan setiap negara juga diharuskan mempromosikan pertukaran pengetahuan dan pengalaman tentang mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim dengan membangun jaringan kelembagaan yang ada, baik lembaga pendidikan, organisasi masyarakat sipil, media, sektor swasta, lembaga pemerintahan maupun lembaga agama.
Selain itu, sektor swasta disarankan untuk mengembangkan lebih banyak produk ramah lingkungan dan berinvestasi untuk program yang ramah lingkungan, seperti mengurangi emisi bahan kimia, racun, dan limbah berbahaya dan gas rumah kaca.
"Swasta harus mendorong pengembangan produk penghematan energi dan mempromosikan gaya hidup lestari pekerja dengan memotivasi mereka untuk mengurangi penggunaan listrik dan lebih sering menggunakan transportasi massal," katanya.
Ia mengatakan para pemuda diharapkan lebih aktif terlibat dalam mempromosikan berbagai pengetahuan tentang isu-isu lingkungan global kepada masyarakat.
"Hal itu dapat dilakukan dengan memanfaatkan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, termasuk penggunaan situs jaringan sosial serta menerapkan dan mempromosikan gaya hidup yang berkelanjutan, seperti mendorong penggunaan produk yang dapat didaur ulang," katanya.
Konferensi Internasional Pemuda yang berlangsung sejak 21 Februari 2011 itu, diikuti para pemuda dari Singapura, Malaysia, Brunei Darussalam, Timor Leste, Thailand, Kamboja, Madagaskar, Zimbabwe, Seychelles, Finlandia, dan Nigeria.(*)
(U.B015/M008)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011